Ketika Merantau dan Kau Sendiri



Tidak sedikit orang yang berani pergi meninggalkan tanah air. Mereka sebenarnya tahu, merantau tidaklah mudah, lalu mereka memaksakan diri. Kata mereka, kadang merantau itu harus, kadang kita harus jauh dari orang-orang dekat, dan kadang kita harus kuat menghadapi kehidupan dengan keterasingan. Entah apakah itu niat asli kenapa mereka pergi. Mungkin dua alasan; pertama ada sesuatu yang mendorong diri mereka dari belakang, kedua sesuatu yang menarik mereka dari depan. Atau alasan yang ketiga; mereka sendiri yang memutuskan untuk melangkahkan kaki, tanpa paksaan.

Menjadi orang asing di negeri nan asing; tanpa sanak keluarga, tanpa teman nan dikenal, lalu mulai berteman dengan segala hal yang baru. Namun manusia adalah ciptaan-Nya yang dapat mudah beradaptasi. Perlahan-lahan kita dapat menyesuaikan diri, hingga keasingan itu hilang dengan sendiri.


Ada kala kita begitu merasa sangat asing; segalanya terasa begitu sangat aneh, bayangan tanah air atau keluarga datang menghampiri, lalu bayangan memenuhi memori hati dan membuat dunia asing ini terasa sempit sekali. Ah, segala yang kita lakukan terasa hambar. Ingin segera loncat keluar, berlari kembali, dan pulang ke dalam pelukan tanah air yang merindukan. Mungkin hati kala itupun berteriak, “Aku ingin pulang!!!”

Menangis, mencari hiburan; menonton, mengunjungi kenalan, atau jalan-jalan, menghubungi siapapun yang dirindukan, dan lain-lain; ada banyak hal sebagai usaha meluaskan kembali dunia yang tadinya sempit sebab kerinduan dalam keterasingan. Dua cara mungkin; positif dan negatif. Positif menghasilkan manfaat, negatif hanya mendapatkan kesenangan sesaat. Bagaimana kalau memilih yang positif, seperti;

Menulis; menjadikan pena dan ide sebagai teman setia. Kesendirian kadang menjadi sumber kedatangan ilham dan menulis yang paling enak adalah ketika kita sendiri.

Membaca; jika memilih untuk menulis, maka membaca jangan dipisahkan, karena keduanya bagai sepasang kekasih setia yang kita pun tak rela tuk memisahkan keduanya. Dengan membaca kita dapat berkeliling dunia, murah tanpa harus lelah. Akan ada banyak hal di dalam buku yang akan menyembuhkan kesendirianmu.

Nasehat kepadamu; ingat kembali niat awalmu, kembalikan lagi semangat kedatanganmu, miliki lagi harapanmu, raih kembali mimpi dan cita-citamu, tak usah kau pikirkan kesendirianmu. Kala nanti semua telah usai, pada akhirnya kau akan kembali, kau tak akan sendiri lagi. Merantau adalah sementara, artinya kesendirian ini adalah fana. Sedikit bersabarlah lagi, kebersamaan nanti sedang menanti; kepulanganmu setelah merantau dan kau telah dewasa, menjadi kebanggaan, dan membawa kesuksesan. Kala itu di tanganmu ada cita-cita yang dulu hanya mimpi semata. Bersabarlah sedikit, jangan sakit dan tersenyum meski dunia terasa sempit.

Untuk semua teman yang harus punya harapan, tak peduli dengan keterasingan.

A4, Istanbul, 30 januari 2016

Komentar

Postingan Populer