Tarawih 'Jet'
Ramadhan
adalah bulan yang begitu indah. Karena begitu indahnya bulan ini, orang Turki
menyebutnya sebagai ‘Onbir Ayın Sultanı’,
Sang Sultan dari bulan yang sebelas. İya, dia seperti raja daripada bulan-bulan
yang lain. Bagaimana tidak, semua umat Islam saling berlomba dalam ibadah,
mereka berusaha agar di dalam bulan ini bisa lebih baik dari bulan sebelumnya,
dalam segala hal kebaikan. Penantian mereka pun tidak sebentar, setelah
kepergian Ramadhan sebelas bulan yang lalu, umat Islam langsung menimbun rindu
yang dari hari ke hari semakin bertambah besar, hingga genap menjadi sebelas
bulan. Maka dari itu, sambutan yang sangat meriah hadir di segala penjuru
dunia. Umat Islam begitu bergembira dengan kedatangannya.
Berbicara
tentang Ramadhan, selain puasa yang menjadi fokus ibadah, ada satu ibadah
sunnah yang tidak pernah terlupa dalam bulan ini. İya, namanya adalah shalat
sunnah tarawih. Dia berjumlah 20 rakaat, atau 8 rakaat. Dikerjakan setelah
ibadah shalat isya’ ditunaikan. Lalu dilengkapi dengan 3 rakaat shalat witir. Angka
‘20’ adalah angka yang memang membuat nafsu berbicara. Nafsu berkata, ‘Busyet!!!
Yang shalat fardhu 4 rakaat aja berat, apalagi 20 rakaat’ atau, ‘Gila! Shalat 20
rakaat itu gimana mas broo!’, dan seterusnya.
Salah
satu keistimewaan bulan Ramadhan, bahwa syeitan dan keluarga besarnya absent di
bulan ini. Mereka tidak ikut campur terhadap segala keburukan yang terjadi di
bulan ini. Jadi, keburukan yang terjadi adalah asli buatan manusia sendiri. Bagaimana
bisa manusia melakukan keburukan kalau bukan bisikan syeitan? Bisa, karena
satu hal; nafsu manusianya sendiri, jika dia tidak dapat menguasainya.
Ternyata,
tidak hanya manusia awam yang terkena penyakit nafsu ini. Kadang para imam yang
mempunyai kewajiban menjadi pemimpin ibadah pun terjangkit. Alasan mereka,
kalau shalat tarawihnya lambat nanti para makmum tidak akan mau datang lagi. Akhirnya,
kesimpulan yang dia dapat adalah mempercepat bacaan dan gerakan shalat. Sebenarnya
hal ini tidak bermasalah, selagi masih memiliki sifat tuma’ninah dan setiap orang dapat mendapatkan kepuasan hati ketika
berhadapan dengan Allah (dengan kata lain, dapat menikmati ibadah). Namun,
ketika sifat ‘aşırılık’ atau
berlebihan telah terjadi, yaitu bacaan dan gerakan shalat menjadi sangat cepat,
bahkan seperti sebuah jet yang sedang meluncur, maka inilah permasalahan
besarnya. Tidak hanya di Turki saja, di
Indonesia ataupun negara berpenduduk Muslim lain pun saya yakin terjadi
permasalahan yang sama.
Bulan
ini adalah bulan yang tepat untuk menguji nafsu kita. Melawan nafsu memang
berat, tapi ini adalah keharusan. Maka dari itu, memanfaatkan atmosfer ibadah
yang ada di bulan penuh berkah ini adalah keterpanggilan khusus, mari kita
berusaha mewajibkan diri kita, kapan lagi, tidak ada jaminan kita masih hidup di
Ramadhan yang akan datang nanti. Anggap ini adalah Ramadhan yang terakhir,
kerjakan ibadah apapun dengan sebaik-baiknya. Semoga Ramadhan kita penuh
berkah. Amin ya Rabb!
Kahramanmaras
Turki, 19 Juni 2015
Komentar
Posting Komentar