Pentingkah Masa Lalu?
Mungkin tidak semua orang sadar bahwasanya kehidupan yang telah
dijalani tidak hanya berlalu begitu saja. Selain ada malaikat pencatat amal
kebaikan dan keburukan, di alam nyata sebenarnya juga ada yang mencatat
kehidupan kita. Kita biasa menyebutnya dengan sejarah. Sejarah adalah sebuah
studi berkenaan dengan masa lampau. Kita mengenal nama sejarah dengan baik
sekali, salah satunya adalah dalam bentuk pelajaran di sekolah. Tidak hanya
orang-orang besar atau tokoh-tokoh saja yang memiliki sejarah. Kita sebagai
orang biasa pun memiliki sejarah kehidupan masing-masing, yang suatu ketika di
masa mendatang kita mungkin akan mengingat masa lalu dan menceritakannya kepada
orang lain, paling tidak kepada anak kita sendiri.
Ketidaksadaran akan hal ini menjadikan alasan kenapa banyak orang
tidak peduli dengan apa yang mereka kerjakan dalam keseharian. Mereka melakukan
sesuatu tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Ada banyak pepatah yang telah
dituliskan dan disampaikan kepada kita tentang hal ini. seperti; ‘Berfikir
sebelum berkata, berunding sebelum dibuat’, ‘Sedap jangan ditelan, pahit jangan
segera dimuntahkan’, ‘Sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tidak berguna’, dll.
Iya, para terdahulu kita ingin menyampaikan kepada kita tentang pentingnya
kehati-hatian dalam bertindak, membudayakan berfikir, dan menghindari
kekecewaan di kemudian hari. Kehati-hatian dalam bertindak akan menuntun kita
tuk mengukir sejarah kehidupan. Sejarah yang kita tulis menjadi baik dan penuh
hikmah, jika langkah-langkah kehidupan kita tidak sembarangan dilangkahkan.
Suatu saat kita pernah mengidolakan seorang tokoh, hingga meneliti
bagaimana sih sang tokoh idola hidup di masa lalu dan sekarang. Lalu kemudian
sedikit demi sedikit mulai meniru, mencontoh, dan mengambil pelajaran dari
kehidupannya. Masa lalu adalah guru yang mengajarkan kita bagaimana bisa
menatap masa depan dengan lebih baik. Iya, memang tidak semua orang akan
menjadi tokoh, bahkan kebanyakan orang memilih untuk menjadi orang biasa saja. Tapi
siapa bilang orang biasa tidak membutuhkan masa lalu yang baik?
Masa lalu terbagi menjadi dua; baik dan buruk. Masa lalu yang baik
adalah kemunduran jikalau sekarang buruk, kemajuan jikalau sekarang lebih baik,
dan istiqamah jikalau sampai sekarang kita masih baik. Masa lalu yang buruk
adalah kemajuan jikalau sekarang baik, kemunduran jikalau sekarang lebih buruk,
dan tetap buruk jikalau tidak mengalami kemajuan atau kemunduran. Dalam sebuah
hadis dikatakan, “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada
kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama
dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Manusia pada umumnya dapat berubah, seperti dari baik menjadi buruk
atau dari buruk menjadi baik. Namun seharusnya penilaian terhadap seseorang
tidak hanya melihat pada masa lalu saja, akan tetapi yang terpenting adalah
keadaan seseorang pada saat ini. Mungkin saja ada orang baik yang memiliki masa
lalu yang buruk, dia menyesal dan lalu bertaubat. Ada pula orang yang buruk,
tapi masa lalunya adalah baik. Begitulah manusia, tidak ada yang sempurna. Namun
dalam memilih idola, kita bisa memadukan masa lalu dan sekarang. Sebaik-baik
idola adalah yang selama hidupnya selalu istiqamah dengan kebaikannya. Orang yang
seperti itu adalah idola yang patut diidolakan, Rasulullah (saw) misalnya. Jadi,
pentingkah masa lalu?
(A4, Istanbul, 27/09/15)
Komentar
Posting Komentar