Prinsip dan Dasar Khidmah: Selalu Berada Dalam Bimbingan al-Qur'an dan Sunnah (6)



3. Profesi Sahabat di Jalan Mendekatkan Diri Kepada Allah

        Para Sahabat Nabi telah mendapat kehormatan untuk menghadiri perbincangan atau halaqah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan telah mendapatkan as sibghah (celupan) dari warna beliau secara langsung, telah membela dan memperjuangankan agama Islam di masa-masa paling sulit, telah berkhidmah pada agama dengan kesetiaan dan kejujuran sepanjang hidupnya, tidak pernah terjerumus pada kebohongan, dan kemudian berhasil mendapatkan fadhilah dan menjadi orang-orang terpilih setelah para Nabi. Maka dari itu, jalan dan sistem yang dianut oleh para Sahabat dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala disebut sebagai "Profesi para Sahabat"
    "Profesi Sahabat", yang juga disebut sebagai "wilayatul kubra (kewalian yang terbesar)", "waraasatun nubuwwah (pewaris kenabian)" dan "cadde-i kübrâ (jalan paling luas)", adalah sebuah profesi yang berhubungan dengan manusia secara keseluruhan dan ini adalah jalan Al-Quran yang bertujuan untuk mengisi dan memenuhi kalbu dan semua lathifah-lathifah lain seperti akal, ruh, sir (rahasia), dan nafsu.
    Ciri penting pertama dari Profesi Sahabat, yang diterima sebagai jalan paling luas dan jalan paling aman oleh para waliyullah yang mewarisi misi kenabian pada masa-masa setelah Abad Kebahagiaan, adalah upaya untuk mengevaluasi setiap persoalan sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Pokok pembicaraan para sahabat hampir hampir berkisar pada pemahaman akan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bertindak sesuai dengan keridhaan-Nya, dan berusaha untuk mendapatkan restu-Nya. Mereka menanyakan setiap masalah yang mereka hadapi, "Saya ingin tahu apa yang Allah inginkan dari kita mengenai masalah ini?" Mereka mengutarakan pertanyaan itu untuk mencari jawaban. Mereka menuju kepada Al-Qur'an untuk mempelajari persoalan-persoalan yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, membuka lebar-lebar pintu hati mereka terhadap Kalamullah, dan melakukan usaha dan upaya yang belum pernah terlihat dalam sejarah dalam hal "memahami manifestasi Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari firman-firmanNya".
    Ciri lain dari profesi ini adalah ketaatan pada Sunnah Nabi. Yaitu, bertindak di bawah naungan cahaya dan berdasarkan perkataan, perbuatan dan sikap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sama seperti sang kekasih yang selalu ingin menjadi seperti orang yang dicintainya, begitu pula para sahabat yang sepenuh hati mengabdi kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, berusaha meneladani Habîbullah tidak hanya dalam urusan ibadah, tetapi juga hampir dalam setiap sikap dan perilaku. Seperti yang berkali-kali ditegaskan oleh penulis Risalah Nur, bahwa jalan kewalian yang paling indah, paling mandiri, paling cemerlang dan paling kaya adalah mengikuti Sunnah Nabawi. Bahkan adat, 'urf (budaya) muamalah, dan gerakan-gerakan fitrah yang dikedepankan dengan tujuan mengikuti Nabi kita dan meneladaninya pun berbentuk ibadah dan mendatangkan pahala bagi seseorang. Seseorang yang memikirkan Rasulullah dan berniat mengikutinya dalam tugas, adat istiadat, dan transaksi sehari-hari seperti makan dan minum, duduk dan berdiri, jual beli, bahkan mengubah adat istiadatnya menjadi ibadah dan dengan demikian memperoleh pahala dalam setiap perbuatannya. Sesungguhnya para sahabat mengikutinya selangkah demi selangkah sebagai seorang peniti di jalan yang berdasarkan prinsip ini, mencoba meneladaninya dalam segala aspek dengan mengatakan “Beliau berjalan seperti ini, berbicara seperti ini, berbuat seperti ini” dan mempertimbangkannya, menerapkan sesedikit mungkin apa yang dilakukannya sebagai landasan dan benteng agama.

______ 

Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya." 

Bandung, 31 Juli 2024

Komentar

Postingan Populer