Cinta Dalam Risalah Nur


Dunia ini mempunyai dua muka. Pertama yang fana dan sekejap, dan muka yang lain adalah cermin tempat terwujudnya asma-asma Allah, dan sebuah lading yang ditaburi benih-benih untuk dipanen dikehidupan yang akan datang. Kalau pecintanya mampu menoleh dari wajah yang sekejap itu kearah wajah yang lain, maka cintanya akan dunia dapat berubah menjadi cinta kepada Allah. Ada satu persyaratan lagi untuk perubahan cinta itu yaitu manusia tidak boleh salah sangka, dan mengira dunia fana kecilnya itu sebagai dunia sana yang sangat luas. Seperti orang-orang yang tersesat manusia biasa lupa siapa dirinya, ia masuk kedalam dunia eksternal dan jatuh cinta dengannya, maka ia akan jatuh pada lembah pemujaan alam, kecuali ada tantangan luar biasa yang menyelamatkannya.

Kita hendaknya mencintai dunia ini demi buah yang ingin kita petik didunia akhirat. Jika kita biasa melakukan, artinya jika kita mampu mengabdikan cinta kita pada buah-buah perbuatan kita dan perwujudan illahi, maka cinta pada dunia akan berubah menjadi cinta pada Allah.

Seorang pecinta yang sensitive merasa kasihan kepada semua makhluk, sehingga perasaannya selalu terluka oleh binasanya semua makhluk yang fana dan indah. Karena ia tidak dapat melakukan apapun untuk makhluk-makhluk itu, ia akan sangat menderita dalam ketidak berdayaannya.

Sebaliknya, Orang yang telah menemukan Allah akan menemukan obat untuk penyakit yang disebabkan oleh rasa sayang dan hati lembut. Karena ia menganggap bahwa jiwa-jiwa makhluk hidup, yang merasakan kasihan terhadap apa yang binasa, adalah cermin tempat dipantulkannya nama –nama kekal dari Yang Maha kekal, maka kelembutan hatinya berubah menjadi penerimaan, kenikmatan dan kelapangan hati. Ia melihat bahwa dibalik makhluk-makhluk yang mudah binasa, fana tetapi indah itu, adalah perwujudan abadi keanggunan murni dan keindahan suci, yang diwujudkan melalui keterampilan dan hiasan yang rumit halus, dan keajaiban-keajaiban yang disukai dan menerangi jiwanya.

Tambahan:

Cinta adalah emosi yang sangat kuat. Jika cinta dirasakan untuk makhluk fana, cinta itu akan melempar sipecinta kedalam duka cita dan penderitaan atau, karena makhluk fana tidak layak menerima cinta setulus itu, cinta itu akan membimbing si pecinta menuju pencarian Dzat Tercinta Yang abadi, dan dengan demikian akan berubah menjadi “cinta sejati”

Buku : Risalah Annur. Menjawab yang tak terjawab, menjelaskan yang tak terjelaskan. Said Nursi. Surat pertama.

( Dari Blog Teman FB  Najma said)

Komentar

Postingan Populer