Güle Güle Ramazan ( Sampai Ketemu lagi Ramadhan)


Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Ramadhan, bulan yang penuh rahmat, penuh ampunan, penuh barokah, bulan yang paling ditunggu-tunggu setelah 11 bulan masa menunggu. Hari ini tepat 1 syawwal 1432 H, pertanda Ramadhan telah berlalu, Bulan barokah itu sudah tidak bersama kita lagi. Ya Allah, serasa baru kemaren kita memulai puasa, begitu cepat waktu berjalan. Terlintas dipikiranku “sebenarnya yang meninggalkan itu siapa? Apakah kita yang meninggalkan Ramadhan? Apakah Ramadhan yang meninggalkan kita?” he.. pertanyaan yang lucu.

Di tahun ini ramadhanku tidak seperti dulu. Sangat berbeda. Hari-hari Ramadhanku tidak bersama keluarga, tidak dirumah sendiri bahkan sampai hari raya Syawwal ini. Tahun ini aku di negara orang negara Turkey, di sekeliling orang-orang asing yang dulu tidak terbayangkan akan terjadi seperti sekarang. Sebuah kesyukuran “Alhamdulillah, Subhanallah.... tidak semua orang bisa merasakan yang kita rasakan sekarang.

Turkey, negara bermayoritas islam Hanafi. Disini kita sekarang. Ramadhan kali ini sungguh berbeda, adat, cara, kehidupan dan lain-lain sangat berbeda. Pengen tahu gak? Boleh deh cerita sedikit pengalaman-pengalaman kita selama ramadhan disini.

İstanbul. Kota inilah tempat duduki saat ini, tepatnya di daerah Uskudar Çamlıca. Sebuah daerah perbukitan paling tinggi di İstanbul. Asrama yang kita tempati adalah asrama khusus untuk siswa-siswa. Bernama “Çamlıca Kuran Kursu”. Disinilah tempat kita belajar bahasa turkey, Al-qur’an dan melakukan persiapan sebelum masuk ke Universitas di Turkey. Sampai sekarang.

Sebuah pemandang yang indah kita dapatkan disini. Kegiatan saling berbagi terlihat jelas didepan kita. Di asrama kita ada sebuah yemekhane yang luas. Sekilas tampak seperti restoran prasmanan dan memang seperti itu. Selama bulan ramadhan tempat ini selalu penuh bahkan tidak cukup tempat menampung. Makanan disini lengkap, lezat, dan yang paling menakjubkan semuanya gratis. Memang negara Turkey terkenal sebagai negara yang dermawan. Hampir semua belahan dunia merasakan kedermawanannya. Subhanallah...

Di setiap daerah terdapat banyak asrama-asrama öğrenci dan semuanya menyediakan makanan untuk berbuka puasa persis ditempat kita. Suasana berbagi itu tidak hanya kita rasakan didalam asrama saja. Kadang dalam sehari ada dua tiga kelompok diberangkatkan untuk memenuhi undangan berbuka puasa di apartemen-apartemen. İndahnya berbagi...

Hari-hari yang kita jalani agak berbeda dengan di İndonesia. Misalkan acara tadarusan di mushola-mushola dan mesjid-mesjid. Di İndonesia begitu ramainya speaker-speaker masjid dengan bacaan Al-qur’an. Disini ada tapi agak beda. Selepas sahur, waktu imsak tiba kemudian adzan berkumandang. Jarak antara adzan dan sholat jama’ah sangat panjang hampir satu jam. İnilah yang berbeda. Waktu inilah tempat orang-orang turkey membaca/tadarus Al-quran bersama-sama. Tapi diwaktu lain mereka juga membaca Al-qu’an sendiri-sendiri.

Tarawih. 20 rakaat sholat tarawih 3 rakaat witir. Sama aja dengan di İndonesia. Tapi ada sekidit berbeda. Bedanya pertama si setiap rakaat ayat yang mereka baca cuman satu dua ayat, terasa sangat cepat selesai dan berolahraga (he..). Kedua pada rakaat terkhir witir, kita orang-orang Asia rata-rata bermadzab Syafi’i biasanya doa qunut yang kita baca ketika i’tidal. Madzab disini rata-rata kebanyakan Hanafi doa qunut menurut mereka tidak ada. Tetapi setelah membaca ayat Al-quran mereka membaca takbir bukan untuk rukuk tapi membaca doa baru takbir untuk rukuk. Kita pertama kali agak malu, masalahnya ketika takbir kita malah rukuk sedangkan mereka masih berdiri. Pengalaman hehehe.....

Begitulah hari-hari kita yang kita lalui. Siang hari terasa sangat lama dan malam hari terasa sangat sebentar sekali. Kami lebih memilih tidak tidur malam kemudian menggantinya di pagi hari.

Tepat pada tanggal 27 ramadhan. Orang Turkey menyebutnya kandil, salah satu malam yang sangat dimuliakan disini. Kalender tahunan pada tanggal ini berubah menjadi merah. Tertandai sebagai malam Lailatul qadar. Mungkin sengaja untuk mengingatkan mereka yang lupa. Untuk ramadhan pada tanggal ini saya tidak berada di İstanbul lagi. Kita berdua diundang untuk datang ke sebuah kota Adıyaman sekitar 2 jam dari kota Gaziantep. Kita berdua diberi kehormatan untuk membaca Al-quran dan İlahi (sejenis nasyid berbahasa Turkey) pada event ini. Acaranya bermula dari setelah berbuka puasa sampai jam 12 malam. İsi acaranya dibuka dengan bacaan Al-quran kemudian pembukaan, sambutan, shalat berjamaah, Tilawah Al-quran, penampilan tari puter yang terkenal itu hehe.. kurang tahu namanya apa, di akhiri dengan doa. Malam yang indah...

Ramazan bayraminız mübarek olsun” ucapan pada hari ini 1 syawwal. Berbeda dengan ucapan orang-orang İndonesia yang terkenal dengan istilah “sungkem” ucapan saling bermaaf-maafan dalam adat kita. Disini tidak ada. Tapi acara kumpul-kumpul keluarga, saling berkunjung ke rumah-rumah sama dengan kita.

Pada malam 1 syawwal sepi tampak seperti hari-hari biasa tidak ada takbiran. Di tempat kita İndonesia takbir menggema dari magrib hingga menjelang sholat İed. Pemandangan yang kita rindukan pastinya...

Beginilah ramadhan pada tahun ini. Terasa baru dan berbeda tapi berkesan karena tidak semua orang bisa merasakan seperti yang kita rasakan. Tetap bersyukur dengan segala yang ada pada kita. Janganlah menjadi hamba yang ingkar akan nikmat-nikmat yang sangat berlimpah ini. Amin.

Semoga ditahun yang akan datang kita masih bisa merasakan indahnya Ramadhan, merasakan indahnya berbagi. Merasakan indahnya berpuasa. Amin.

Adıyaman, 30 Agustus 2011

Komentar

Postingan Populer