Prinsip dan Dasar Khidmah: Selalu Berada Dalam Bimbingan al-Qur'an dan Sunnah (7)




Wilayatul Kubro

        Prinsip yang sangat penting dalam 'profesi para Sahabat' adalah tidak mendambakan munculnya keajaiban seperti kasyaf (penyingkapan), karomah, rahasia dan manifestasi Ilahi. Disebutkan dalam Risalah Nur bahwa kewalian para Sahabat disebut dengan "wilayatul kubro" dan berasal dari warisan nubuwwah. Tidak ada kewajiban bagi mereka untuk harus melewati dunia tarekat selama perjalanan (seyr ü sülûk) mereka. Ashâb-ı Kiram mencapai hakikat dan kebenaran secara langsung, dengan karunia Ilahi, tanpa harus melalui perjalanan yang harus dilalui oleh kebanyakan para wali. Mereka semua adalah wali, namun hampir tidak ada satupun dari mereka yang telah melalui tahapan yang dilalui oleh para wali setelah mereka. Oleh karena itu, jalan mereka sangat pendek. Oleh karena itu, karomah dan kasyaf sangat jarang terjadi di sana.
    Di samping hal-hal yang sifatnya luar biasa tersebut, para sahabat tidak mengharapkan adanya harapan duniawi ataupun ukhrawi sebagai imbalan atas ibadah, amal shaleh, dan pengabdiannya terhadap agama. Mereka tidak pernah mengaitkan amal shaleh yang mereka lakukan demi penghambaanNya dengan adanya pertimbangan bisa selamat dari api Neraka dan akan masuk ke Surga. Mereka tidak pernah melihat apa yang mereka lakukan sebagai jaminan kebahagiaan abadi. Mereka melakukan ibadah dan pengabdiannya hanya karena Allah Ta'ala. Mereka selalu memohon untuk diselamatkan dari api neraka dan memperoleh kebahagiaan abadi, dengan bersandar kepada rahmat dan karunia Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tanpa pamrih.
    Oleh karena prinsip yang sangat penting dalam profesi para sahabat adalah tidak mendambakan keajaiban seperti penyingkapan dan karomah, maka para santri Al-Quran yang mengikuti jejak para sahabat hendaknya tidak tertarik pada hal-hal luar biasa yang membuat orang lain takjub dan kagum. Mereka tidak boleh menganggap hal-hal seperti terbang di udara, berjalan di atas air, atau memindahkan benda-benda jauh hanya dengan pandangan sekilas, sebagai suatu kelebihan. Dan mereka juga tidak boleh terikat padanya, dan yang terpenting, mereka tidak boleh mengejar itu. Terlebih lagi, hendaknya bergidik karena khawatir bahwa keadaan luar biasa seperti itu bisa menjadi istidraj (keadaan luar biasa yang terjadi di tangan orang fasik dan fajir (pendosa) yang semakin menyesatkan mereka). Hendaknya mereka kembali bertawajjuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan berlindung pada ampunan dan doa agar terhindar dari istidraj, daripada mengumumkan adanya keajaiban itu kepada orang lain.

______ 

Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya." 

Bandung, 11 September 2024

Komentar

Postingan Populer