Fethullah Gulen

Fethullah Gullen,yang dikenal dengan kehidupannya yang sederhana dan bersahaja, yang oleh orang-orang yang mencintainya dipanggil Khodjaefendi, adalah ulama yang luar biasa. Dia lahir di Erzurum,Turki Timur,pada 1938. Setelah menyelesaikan kuliah teologi pada 1958, dia memperoleh lisensi untu, berdakwah dan mengajar. Sejak saat itu dia berjuang untuk menyampaikan arti penting dari pemahaman dan toleransi kemanusiaan kepada masyarakat dalam rangka memecahkan persoalan di masyarakat dan kebutuhan spiritual. Usaha reformasi social, yang dilakukan sejak 1960-an dan tak pernah menunjukkan tanda-tanda berhenti, telah menjadikan dirinya salah seorang tokoh termashur dan dihormati di Turki, dan membuat banyak orang diseluruh dunia berusaha sebaik-baiknya untuk mengimplementasikan visi-visinya.
Meskipun secara lahiriah beliau tampak sederhana, namun ide-ide dan aktifitasnya adalah orisisnil. Dia merangkul semua manusia ,dan sangat menentang keingkaran, ketidak adilan dan kesesatan. Keyakinan dan perasaannya sangat dalam, sebagaimana juga kebijaksanaan dan ide-ide rasionalnya serta pendekatannya terhadap suatu masalah. Beliau adalah contoh cinta, semangat dan perasaan, dan sangat seimbang dengan hal pemikiran, perbuatan dan dalam hal menghadapi persoalan-persoalan.
Para cendikiawan dan ulama kontemporer Turki yang mengenalnya, entah itu secara diam-diam atau terang-terangan, mengakui bahwa Fethullah Gullen adalah salah seorang pemikir dan penulis yang paling penting dan serius, dan termasuk diantara aktifis-aktifis paling bijak abad kedua puluh di Turki. Beberapa pihak bahkan menisbahkan status ini seantero dunia Muslim.Meskipun dia mendapatkan pengakuan ini dan diakui kepemimpinannya dalam aspek intelektual,social dan spiritual islam dan masyarakat, yang berpotensi merangkul belahan dunia lainnya, dia memandang dirinya tak lebih dari hamba Allah SWT yang rendah hati dan ssahabat paling bersahaja dikalangan manusia. Salah satu prinsip mulia yang dianutnya adalah bahwa keinginan akan ketenaran adalah sama dengan pamer dan kepura-puraan, dan merupakan madu beracun yang mematikan kehidupan spiritual hati.
Gulen mengahabiskan hidupnya untuk berusaha menyuarakan tangisan dan ratapan kaum muslim pada khususnya, dan manusia pada umumnya, serta menyuarakan keyakinan, harapan dan aspirasi mereka. Kendati ia menanggung kesedihannya sendiri, dia juga merasa tersentuh oleh kesedihan yang berasal dari penderitaan orang lain. Dia merasa setiap hantaman terhadap kemanusiaan seolah-olah pertama-tama mengenai hatinya, dan ia sangat tertarik secara batiniyah dan mendalam dengan ciptaan, sehingga dia pernah berkata : setiap kali saya melihat daun gugur dari dahannya di musiim gugur, aku merasa keperihan seolah-olah tanganku dipotong. Itulah mengapa dia senantiasa bersedih secara batiniah.
Biografi Singkat.
Fethullah Gulen lahir di Korucuk, Propinsi Erzurum,Turki. Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau ditempatkan di Edirne, tempat beliau memulai karirnya dalam mengajar dan memberikan pelayanan social dan keagamaan. Kemudian beliau masuk wajib militer, lalu kembali ke Edirne untuk mengajar kembali, dan lalu dipindahkan ke Izmir, propinsi terbesar ketiga di Turki. Ini menjadi titik balik. Sejak kanak-kanak, beliau mengabdikana dirinya pada kehidupan religious dan sangat menaruh perhatian kepada kondisi muslim dan manusia secara umum. Ketika di Izmir, dia berjalan dari satu kota ke kota lainnya untuk memberikan ceramah tentang beragam subjek mulai dari Darwinisme sampai keadilan social dalam islam, dan mengunjungi tempat-tempat umum untuk menyampaikan pesannya.
Beliau telah lama memimpikan generasi muda akan mengombinasikan “pencerahan” intelektual dengan spiritual murni, kebijaksanaan dan aktivisme yang berkesinambungan. Sebagai tokoh yang mempunyai pengetahuan yang sangat luas dalam bidang keagamaan dan ilmu-ilmu social, dan sangat akrab dengan prinsip- prinsip ilmu-ilmu material, beliau membimbing semua muridnya dalam bidang-bidang tersebut.
Murid-murid pertama yang menghadiri ceramahnya di Izmir menjadi perintis garda depan dari generasi yang bangkit kembali yang bersedia melayani cita-citanya. Kelompok kecil yang tertarik dengan opini-opini pada akhir 1960-an sejak itu berkembang dengan pesat. Generasi yang tersentuh air matanya, ketulusanya, altruismenya, dan cintanya, telah melayani, dan terus melayani, manusia tanpa mengharapkan imbalan material. Dengan dukungan dari mayoritas penduduk Turki mereka berdakwah, mengajar dan mendirikan sekolah-ssekolah swasta di seantero dunia : menerbitkan buku-buku dan majalah, Koran harian dan mingguan , acara siaran televise dan radio, mendanai beasiswa untuk murid-murid miskin, dan menghindari politik dan ambisi politik.
Beliau terkenal karena usahanya yang gigih untuk memperkuat ikatan di antara manusia, sebab, sebagaimana beliau nyatakan dengan fasih, ikatan yang mempersatukan kita adalah lebih banyak ketimbang yang memisahkan kita. Sebagai langkah kea rah tujuan ini dia menjadi anggota pendiri yayasan jurnalis dan penulis, yang mempromosikan dialog dan toleransi di antara semua strata social dan disambut dengan hangat dimana-mana. Ditingkat personal, dia mengunjungi dan menerima kunjungan tokoh-tokoh turki dan internasional yang terkemuka.
Salah satu dari keyakinannya yang tegas adalah bahwa jika anda ingin menguasai massa, pisahkan mereka dari pengetahuan, sebab hanya mengetahui pengetahuan tirani dapat digulingkan. Beliau secara total mengabdikan diri untuk memecahkan masalah-masalah social, dan beliau percaya bahwa keadilan hanya dapat muncul dan dipertahankan melalui pendidikan universal yang memadai. Melalui pengembangan inilah akan muncul pemahaman dan toleransi yang memadai dalam masyarakat demi menghargai hak-hak orang lain. Untuk tujuan ini beliau secara terus-menerus mendorong para elit masyarakat dan pemimpin local, industrialis dan masyarakat usaha dalam komunitasnnya untuk mendukung pendidikan yang berkualitas bagi mereka yang membutuhkannya.
Usahanya yang tak kenal lelah mulai membuahkan hasil ketika murid-murid yang lulus dari sekolah-sekolah yang dibuka di Turki dan Asia Tengah mendapatkan tempat terhormat dalam tes masuk universitas dan secara konsisten meraih posisi puncak dalam olimpiade pengetahuan internasional. Sekolah-sekolah ini, yang semuanya dibiayai oleh sumbangan swasta dan kepercayaan, telah menghasilkan sejumlah juara dunia, khususnya di bidang fisika, kimia, biologi dan matematika.
Gulen berpendapat bahwa jika suatu bangsa ingin tetap abadi dan bebas, sementara bangsa-bangsa lainnya masuk ke peradapan, maka ia mengharapkan sesuatu yang mustahil dan tidak pernah terjadi. Di bidang pendidikan, beliau telah merintis penggunaan media massa, khususnya televise, untuk member informasi public tentang persoalan-persoalan social yang mendesak khususnya kepada mereka yang tidak memiliki pendidikan formal. Beliau percaya bahwa demokrasi, sebagai system politik dan pemerintahan, dengan segala kekurangannya adalah satu-satunya pilihan yang masuk akal untuk saat ini. Kita harus mewujudkannya, sebab orang-orang senantiasa menginginkan kebebasan memilih dalam persoalan-persoalan mereka sendiri dan dalam cara mereka meengekspresikan nilai-nilai spiritual dan relegius mereka.
Dia berulang-ulang menekankan agar jangan berputus asa dihadapan kesusahan dan jangan menimbulkan anarki, dan jangan pernah putus asa, sebab putus asa mengubur kemajuan manusia, membunuh niat untuk berhasil, dan mencekik serta menjatuhkan kita.
Dia perpandangan optimis tentang masa depan sebab beliau merasakan perubahan positif dalam iklim spiritual global. Dia mengharapkan dinamisme spiritual abad kedua puluh satu yang membersihkan nilai-nilai moral kita yang terbengkalai lama, sebuah masa toleransi dan pemahaman yang akan membawa kepada kerja sama peradaban. Spirit manusia akan berhasil dalam jalan menuju dialog lintas peradaban dan berbagi nilai kebaikan.
Gulen menjembatani masa lalu dengan pandangannya tentang masa depan. Keinginan terdalamnya untuk memecahkan persoalan-persoalan social dalam tulisan-tulisannya tampak sebagai baris-baris kalimat yang berurutan yang seperti untaian mutiara yang tak ternilai harganya. Dalam gayanya yang tak tertandingi dan pilihan kosa katanya, beliau menawarkan jalan keluar dari “pasir-sedot material” tempat di mana kita berada sekarang ini.
Gulen berpendapat bahwa orang-orang dewasa ini sedang mencari Penciptanya dan tujuan dari penciptaan. Kita mengajukan pertanyaan seperti mengapa saya dilahirkan? Apa tujuan dari kehidupan saya? Apa makna kematian, dan apa yangdituntutnya dari saya? Dan beliau memberikan jawaban praktis dan meyakinkan. Dalam pidato-pidato dan tulisan-tulisannya, kita akan menemui pernyataan-pernyataan semisal ; kemanusiaan telah sampai pada simpang jalan; yang satu menuju kea rah putus asa, yang lainnya kea rah keselamatan. Semoga Allah member kita kebijaksanaan untuk mengambil keputusan yang benar. Beliau juga mendiskusikan bagaiman kita bisa mencari kebenaran.
Beliau tak percaya bahwa ada kekurangan material di dunia ini , dan tidak melihat alas an yang dapat dibenarkan dari mengapa jutaan orang harus mati kelaparan. Sembari menyerukan agar kekayaan yang tak tersebar merata disalurkan melalui sedekah pribadi kepada pihak-pihak yang membutuhkan,beliau juga mempelopori pendirian organisasi derma untuk membantu mereka yang membutuhkan secara langsung.
Sebagai seorang reformis social yang unik,Gulen yelah mesintesakan ilmu pengetahuan positif dengan ilmu ketuhanan dengan merekonsiliasikan “perbedaan-perbedaannya”.Dalam tulisan dan ceramah umumnya,beliau mendekatkan iseologi dengan filsafat timur dan barat.Beliau menyatakan bahwa masa-masa mencari dukungan dengan kekuatan zalim sudah usai,sebab yang patut untuk dunia yang telah tercerahkan sekarang ini adalah argument persuasive yang meyakinkan.Orang-orang yang mengandalkan kekuatan zalim untuk mencapai tujuan mereka adalahjiwa-jiwa yang bagkrut secara intelektual.
Dalam kehidupan sehari-hari,kita harus menjaga keseimbangan antara nilai-nilai spiritual dan material apabila kita ingin menikmati ketentraman dan kebahagiaan sejati. Jadi, kita harus menjaga diri dari keserakahan yang tak terkendali.
Sebagai seorang pemimpin sejati berdasarkan suri teladan, beliau menjalani disup sebagaimana ia dakwahkan dan karenanya memberikan model ideal kepada manusia untuk dicontoh. Sebagai pengkaji hadist, tafsir (komentar terhadap al-qur’an), fiqh (jurisprudensi Islam), tasawuf (sufisme), dan filsafat, beliau menduduki tempat yang sepantasnya di antara rekan-rekan sezamannya dalam ilmu ilmu social

Komentar

Postingan Populer