“Catatan Penting Tentang Al Qur'an”




al-quran2A.    MUQODDIMAH
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”.” (Q.S. Al Kahfi: 1-3).
Disana ada lomba Missing lyric lagu-lagu menuju jalan ke Neraka ditayangkan meriah ditelevisi dan disenangi anak-anak muda. Kapan ada missing ayat-ayat Al Qur'an, minimal juz 'Amma yang itu adalah jalan menuju ke surge?. Kapan anak-anak muda kita menyenangi bacaan Al Qur’an dan menghafal Al Qur’an? Kapan yaaa?
Legislatif, Eksekutif, Yudikatif lembaga mencari MATA PENCAHARIAN, ilmaro, akhirnya MENCAK-MENCAK SEHARI-HARIAN... Kita menyaksikan itu! Lhwlqiblh! mereka mencari keduniaan dan duit. Kenapa kita tidak mencari yang bukan dunia dan bukan duit? Al Qur’an bukan keduniaan dan bukan mata pencaharian untuk menghasilkan banyak duit. Kalau mau mencari duit, berdagang saja! Berdagang itu muhtarom koq, tapi jangan dengan mengkomersilkan Al Qur’an. Jadilah pemuda yang berjuang bukan karena uang.
B.     APA ITU AL QUR’AN?
Al Qur’an adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan kepada Rasulullah Saw, bernilai ibadah bagi siapa saja yang membacanya. Keutamaannya atas segala perkataan seperti keutamaan Allah atas seluruh makhluk-Nya. Tidak ada syair manapun yang melebihi keindahan bahasa yang terdapat di Al Qur’an, sehingga Allah SWT menentang orang-orang kafir yang ragu terhadap Al Qur’an agar mereka membuat satu surat saja yang menyerupai Al Qur’an kalau mereka mampu, tapi sampai kapanpun mereka dan siapa saja tidak akan mampu membuat ayat seperti Al Qur’an.
Artinya:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Q.S. Al Baqarah: 23-24).
Siapa yang menghidupkan Al Qur'an dan Kehidupan Qur'ani? Kalau waktu Maghrib orang tua keluar rumah menuju musholla/masjid, meramaikan masjid/musholla dan membaca Al Qur’an, sementara anaknya keluar rumah menuju trotoar jalan, ke tempat-tempat hiburan... Hmmmm....
Al Qur'an sebagai sumber Nur Hidayah Ilahiah, bukan hanya setingkat petunjuk kehidupan yang hanya sementara / pendek. Kita harus tahu dengan cerdas dan yaqin sekaligus mau membedakan antara hidayah dan petunjuk. Ini penting!
Merenung dan tadabbur Al Qur’an sangat penting, sebagai contoh pengalaman membaca surat Yusuf, surat Al Kahfi, dan lain-lain.... Sungguh sangat mencengangkan, sangat dramatis sekali. Surat al Buruuj, surat Qaaf, dan lain-lain, Subhanallah!
Mari sekali-sekali kita menyempatkan diri untuk merenung dan tadabbur bahwasanya:
Untuk turunnya awal Al Qur'an saja, Rasulullah lebih dahulu berhari-hari, bermalam-malam, bertahannuts di Gua Hira' di puncak Jabal Nur yang perjalanan menuju ke gua tersebut melewati bebatuan yang terjal.
Untuk menerima lafadzh pertama: "IQRO'", saja Rasulullah SAW dipanggil melakukan perjalanan "PENDAKIAN SUCI" ke Jabal Nur, di Gua Hira'.
Dari 'Arsy ke Baitul 'Izzah, dilangit sana, kemudian turun sesuai munasabah dan peristiwa, munajjaman hasbal Waqoo'i'.
Kalaamullaah, bukanlah karya tulis seorang manusia atau team, bukan hanya buku bacaan, itu Wahyu Hidayah. Bukan hanya PETUNJUK BAPAK PESINDEN, seperti ungkapan yang biasa dipakai kemarin sore itu. (maksudnya sebelum tahun 1998 .....)
Kitab terbaik, malam terbaik, bulan terbaik, malaikat terbaik, Rasulullah terbaik, lafadzh-lafadzh terbaik dan susunan-susunan kata terbaik.
Kitabullah harus di "ambil-pegang" nya dengan kuat, kekuatan iman, keyaqinan, kemauan, dengan kesungguhan..... Dengan sunggun-sungguh!
C.    KEUTAMAAN AL QUR’AN DAN AHLUL QUR’AN
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري)
“Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (H.R. Bukhari).

اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه مسلم)
“Bacalah Al Qur’an, karena ia akan dating pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya”. (H.R. Muslim).

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا (رواه الترمذي)
“Siapa saja yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (H.R. At Tirmidzi).

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيْدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ (متفق عليه)
“Perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para Malaikat yang suci dan mulia, sedangkan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (H.R. Muttafaq ‘alaih).

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعِمَل بِهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُوْرٍ ضَوْؤُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لاَ يَقُوْمُ لَهُمَا الدُّنْيَا، فَيَقُوْلاَنِ: بِمَ كُسِيْنَا هذِهِ؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ (رواه الحاكم)
“Barangsiapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka pada hari Kiamat kepada kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan kepada kedua orangtuanya akan dikenakan dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya-tanya: “Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya ini?”, Lalu dijawab: “Karena anakmu telah membawa Al Qur’an”. (H.R. Hakim).
Catat baik-baik!!! Bahwasanya Khadam/pengabdi Al Qur'an itu tentara, duta, keluarga Allah! Alangkah tinggi derajatnya! Membaca Al Qur’an adalah berdialog dengan Allah sang Pencipta Alam. Al Qur'an itu syafa’at bagi para ahlinya, pahala tilawah Al Qur’an itu tinggi, tiap huruf punya jatah imbalan pahala satu, kalau dikalikan sepuluh bisa dibayangkan. Alif Laam Miim itu masing-masing hurufnya mempunyai jatah pahala imbalan yang tersedia dari Sang Pemberi wahyu sesuai keikhlasan Qori'nya. Bisa dibayangkan pahalanya jika kita membaca surat Al Faatihah, Al Baqarah, 2 juz, 3 juz, apalagi kita mengkhatamkan Al Qur’an…
Ketinggian derajat pengajar Al Qur'an tidak perlu penambahan dalil-dalil lagi. Yang lebih penting lagi pengamalan kongkrit riel. Kegiatan ini yang umat "lebih" belum banyak mengamalkannya. Bagaimana dengan kita yang dari Jam’iyyatul Qurro’, yang Huffadzh, yang lulusan Gontor?
Tidak hanya cukup sampai disitu, banyak sekali surat-surat Al Qur'an yang mempunyai fadhilah di samping yang pasti surat Al-Fatihah atau surat yang lain, namun hendaknya janganlah sekali-kali terpaku pada fadho'il-fadho'il saja, sebab semuanya dari Allah SWT. Allah lah sang Pemberi Fadlo'il....!
Berdoa paling sempurna juga yang termaktub dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Tidak punya doa dari luar Al Qur'an dan Sunnah tidak tercela. Sebaliknya hafal doa-doa dari luar  Al Qur'an dan sunnah tapi tidak punya doa-doa yang dari Al Qur'an dan Sunnah termasuk merupakan aib dan cela menurut kalangan jumhur ulama'. Oleh karena itu:
Berdoalah dan memintalah kepada Allah waktu sedang dan setelah membaca Al Qur'an.jangan minta kepada manusia...
Doa yang Qur'ani Afdlol dan Akmal, lebih tinggi harganya. Demikian pula wirid-wirid Qur'ani....
Dalamilah lafadzh Iqra' dan 'allama Aadamal Asmaa' kullaha, lanal maulaa wa laa maulaa lahum... dan seterusnya, dan lain-lain, dan lain-lain.
Dulu ada yang nyletuk: “orang menyanyikan, meliuk-liukkan, menaik-turunkan suara dan melagukan Al Qur'an "juara MTQ" mendapat hadiah Ibadah Haji ke Mekah, tapi mengamalkan dan menyiarkan serta menegakkan tuntunan/hukum Al-Qur'an mendapat hadiah “borgol penjara”, hadiah ibadah di rumah Tahanan Politik”. Unik memang bangsamu ini. Tapi itu dulu.....! Sekarang....? Usutlah sendiri!
D.    PERBAIKAN BACAAN AL QUR’AN (ISHLAHU QIRO’ATIL QUR’AN)
Curigalah dengan bacaan Al Qur’an sendiri! Caranya sering2 mengishlah bacaan dengan orang yang lebih baik bacaannya, jangan malu atau gengsi. Masalah yang muncul kenapa bacaan orang banyak salah dan tidak baik-baik? karena TIDAK MAU memperbaiki bacaan.
Perbaikan bacaan itu harus dilakukan sampai tua,selama-lamanya. Sampai di masyarakat, di tengah-tengah majlis umat, baik itu membaca ayat Al Qur'annya, hamdalahnya, ucapan salamnya dan lain-lainya. Jangan sampai masih berantakan makhraj tajwidnya, seperti Awam Islam atau "Muslim Telukan", Muslim dari tanah taklukan pasukan Khilafah Islamiah. Sungguh memalukan!
Tidak ada kata malu dalam berbuat kebaikan, memperbaiki bacaan itu adalah hal yang baik maka jangan malu memperbaiki bacaan pada orang yang dianggap lebih bagus bacaannya, meskipun dia lebih muda dari kita. Boleh malu, itu bagus, tapi harus menyikapinya dengan positif, aktif..... Konstruktif! Memperbaiki diri, umpamanya merekam suaranya, mencari kelemahan dan kekurangannya dan lebih dari itu kesalahannya, pasti menemukan, pasti!
Qori' yang baik adalah yang suka selalu memperbaiki, mengislahkan, mentasmi', mentahqiq tilawahnya kepada Qori'- qori' lain atau yang ahli tilawah untuk mendapatkan koreksi/ishlah perbaikan, agar kemudian memperbaikinya dan selalu berlanjut, terus menerus, sampai tua! Ibarat pisau harus perlu diasah, suara dan bacaan harus dilatih terus agar menjadi lebih baik.......
Demikian pula yang menjadi instruktur, musyrif/pembimbing yang mendampingi menyima' untuk memperbaikinya umumnya yang harus sudah terjamin, teruji keikhlasannya dan bacaannya, tidak akan membuka-buka 'aib/kelemahan anak didiknya, sebab mereka sadar benar bahwa lafadzh Al Qur'an itu berbahasa Arab dengan "lahn" atau lahjah bangsa-bangsa yang punya lidah dan bahasa berbeda-beda. Perhatikan ini!
Perbaikan tahqiq fasohah dll selama hidup itu mutlaq wajib.jangan kalah dengan penyanyi ahli pidato penyiar dan lain-lain. Jangan jangan mayoritas santri belum pernah mengkhatamkan Al Qur'an sama sekali. Kalau benar, bagaimana kira,kira yang bukan santri...... Maaf!
Yang mencolok sekali, ada (banyak) tokoh umat yang kurang/tidak cakap melafadzhkan dalil dari ayat al Qur'an dengan benar apalagi baik.... Maaf! Kasihan! Lebih kasihan lagi, mereka banyak tidak tahu, hanya meniru-niru, makanya tidak merasa.
Maka pelajarilah bacaan Al Qur’an, perbaikilah bacaan Al Qur’an sampai sampai tua! Aneh, Ada-ada saja!Ada yang belajar keislaman dari orang kafir dinegeri kafir, akhirnya musfir, muslim campur kafir, memalukan sekali. Belajar AlQur'an kok dari orang-orang sesat dan menyesatkan,akan kemana arahnya? Timur Tengah itu bumi para nabi tidak usah diirikanlah!
Orang Indonesia suka Tilawah Al Qur'an, murottalah, mujawwadah, minhajiyyah, mu'abbiroh dan yang lain-lainnya. Dan termasuk paling memperhatikan seni dan perbaikan tilawah itu dalam munasabah resmi ataupun tidak, melebihi perhatian umat Islam di luar negeri. Bahkan banyak yang kualitas bacaannya di bawah orang-orang Indonesia, tentu saja dibandingkan dengan yang baik bacaannya secara umum. Tapi kan mungkin sekali orang-orang luar negeri itu bacaannya kurang baik atau kurang sempurna tapi keikhlasannya dan kekhusyukannya juga lebih tinggi dari mereka yang bacaannya baik. Maka keikhlasan itu sangat penting!
Ilmu dan Amal sesuai dengan Al Qur’an. Ilmu itu bukan banyaknya dan tingginya akan tetapi yang penting adalah barokahnya dan manfaatnya. Membaca al Qur’an niatkan karena Allah, bukan karena riya’, sum’ah, takabbur, biar dibilang pinter, dll!!!
Catatan Penting:
“ONO MANEH.....! Macem-macem ae..! Aneh banget! Ada-ada saja! Ishlaahul Qiro'ah, memperbaiki bacaan malu, jaga gensi.....Tahu dirilah!”, itu watak dan sekaligus tanda bukan muslim yang sholeh atau bukan Qori' yang mukhlis....! Kenapa? Malu memperbaiki bacaan? Malu diingatkan kesalahan bacaannya? Malu dikatakan jelek bacaaannya? SALAH!!!
Syarat menjadi ulama’ ada 2: faham isi al Qur’an 30 juz dan hadits-hadits Nabi, bisa berbahasa Arab. Mengaku Ulama, tapi koq tidak bisa membaca Al Qur’an, tidak faham isi al Qur’an? Malulah!
E.     BEBERAPA CATATAN TENTANG TILAWAH DAN JMQH
Boleh menghidupkan kembali lagu-lagu HIJAZY, sekarang ada disiarkan, diperdengarkan oleh stasitun TV channel Saudi Qur'an dan mungkin sudah direkam juga, Qori'nya Syekh Zaky Daghistany, boleh minta dikirim dari Saudi, insya Allah ada, kita ganti harganya, insya Allah!
Sebagai Qori' yang tahu Bahasa Arab, bila membaca Al Qur'an supaya meyaqinkan tepat waqof-waqofnya,  wuquufaatnya sehingga tidak menimbulkan salah faham atau merubah arti Ayat Al Qur'an. Itulah yang membedakan Qori' yang tahu bahasa Arab dan yang tidak tahu bahasa Arab.
Membaca shalawat ‘alannabiy “ashsholatu wassalamu ‘alaik” harus sesuai dengan aslinya yang buatan syeikh Mahmud al Khushori.
Madd thobi’i: banyak qori’ yang salah dalam membaca madd thobi’I, ada yang membacanya lebih dari 2 harokat dan ada juga yang tidak memanjangkannya sama sekali, ini tidak boleh karena dalam membaca al Qur’an harus ada ‘adalah dalam qiro’ah. Kalau madd thobi’I tidak dipanjangkan maka bisa merubah arti. Banyak orang salah mengucapkan الجمعة, salah kalau dibaca al Jum’ah yang benar adalah al jumu’ah.
Dalam bahasa arab Cuma ada 3 huruf vocal: A-I-U. sedangkan O itu karena makhraj dan shifat huruf tersebut. Maka harus betul-betul ditekankan dalam penyebutan huruf vocal tersebut. A ya dibaca A, I ya dibaca I dan U ya dibaca U.
Al Qur’an, tajwid itu enak, baik. Maka bacalah Al Qur’an dengan baik dan dengan suara yang enak, bacaan yang enak, sehingga kamu enak mendengar bacaanmu sendiri dan orang lain juga bisa menikmati bacaanmu. Kalau kamu saja sudah tidak bisa menikmati bacaanmu, apalagi orang lain?
Bersyukurlah kamu (JMQ) karena memiliki suara yang baik, bacaan yang lebih baik dari orang lain. Kamu di luar akan dipakai. Bersyukurlah!!!
Anak-anak kader dan anak-anak dari Ponorogo harus diikutkan pelatihan qori’ kalau perlu diwajibkan masuk JMQ.
F.     MENCIPTAKAN KEHIDUPAN QUR’ANI
Kehidupan Qur'ani diciptakan, dibangun, dibina dan ditumbuhkembangan melalui:
1. Rumah, keluarga.
2. Masjid (pesantren), jama'ah, santri, kawan.
3. Pasar (toko), konsumen, relasi, komoditi.
Medan-medan pembinaan bisa dilakukan melalui:
1. Organisasi
2. Assosiasi yayasan
3. Talaqqy, kursus praktek langsung.
Apapun pembinaan Umat yang dilakukan ada gunanya, ada sambutannya, peminatnya, ada hasilnya, manfaatnya untuk generasi dan insya Allah ada pahalanya. Lain dengan kegiatan-kegiatan dan mainan-mainan kosong yang diciptakan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab tentang akhlaq dan masa depan generasi, hanya menghabiskan waktu dan membuang dana, menguntungkan pembina kerusakan dan agen-agennya. Kegiatan pembinaan menguat tetapi kegiatan musuh dan musuh kegiatan juga membuat, putus asa dan meninggalkan kegiatan?
Tokoh-tokoh intelektual mengkonsep: Acara-acara Televisi, keluyuran, motor-motoran, main-mainan Game, internetan, play station, club-club Bilyard, Kafe dan lain-lain, untuk memisahkan umat dari moral, membodohkan umat dari tuntunan-tuntunan agama dan kemanusiaan, menjauhkan dan meninggalkan umat dari akhlaq dan adab sopan santun, yang parahnya lagi tontonan dijadikan tuntunan dan tuntunan dijadikan bahan tertawaan. Mereka mentargetkan remaja, anak muda dan wanita untuk menjadi alat dan kemudian menjadi Pasukan Perusak dan Penyingkir Al Qur'an: dengan diberinya kecukupan fasilitas kemewahan yang sesempurna-sempurnanya, didudukkan, difungsikan sebagai pioner-pioner penyesatan-penyesatan "modern".
Tidak ketinggalan dikucurkannya hadiah-hadiah dan penghargaan-penghargaan yang semakin mendorong semangat mereka menjadi Pasukan Perusak dan Penyesat. Tapi Allah tidak tidur, ini penting! Penting bagi mereka, agar kalau mau mereka itu segera bertaubat dan sadar, bukan hanya penting  bagi kita dan anak-anak kita yang disesatkan agar waspada.
Sampai pemuka-pemuka negara dan pimpinan-pimpinan pemerintahan terseret sesat juga, karena keenakan ikut menikmai "roti" penjajah. Terkoyak-koyaklah persatuan dan kerukunan "anak-anak" bangsa boneka-boneka penjajah itu. Lihat Timur Tengah dan Afrika. Di Timur Tengah itu ada yang anti Israil dan ada yang anti Al Qa'idah
PBB itu baru berapa tahun umurnya? Akan sampai berapa tahun mampu bertahan? Tidak seperti Khilafah Islamiyyah yang terbukti bertahan tujuh abad dan sampai sekarang nilai-nilainya masih berjalan di tangan umat Al Qur'an dan pecinta Al Qur’an, meskipun penguasa dan pengusahanya banyak menjadi budak-budak dan boneka-boneka penjajah tengik. Intervensi Penjajah dari Sudan, Somali dan lain-lain.
(Bani) Isra'il tidak punya muka di Timur Tengah, yang terjadi sekarang-sekarang ini hanya pemaksaan dan kemunafikan untuk membuat ketakutan umat akan ancaman. Tidak aman, khouf min kulli syai', tidak uman, tidak dapat rizqi, khouf min juu'.
G.    MEREKA TIDAK AKAN MAMPU MELENYAPKAN AL QUR’AN
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Q.S. Al Hijr: 9).
Qur'an harus minggir, diminggirkan, bisa? Harus salah dan disalahkan, bisa? Siapa bisa menyingkirkan dan menyalahkan Al Qur'an? Organisasi Internasional bekerja keras menyingkirkan peran dan fungsi Al Qur'an. Apa yang dilakukan ? Penyingkiran dan pelenyapan:
1. Kitab Al Qur'an, tulisan,ma'na dan ruhnya.
2. Isi Ajaran Al Qur'an.
3. Yayasan, Lembaga Pengabdi Al Qur'an.
4. Organisasi Penghidup tegak Al Qur'an.
5. Guru, pengajar, guru, penulis tafsir Al Qur'an.
6. Penerbit-penerbit ajaran-ajaran Al Qur'an.
7. Umat Pemegang tuntunan Al Qur'an.
8. Bahasa Al Qur'an.
Berhasilkah? Akan berhasilkah? Lewat forum dan atau media apa? Dimana saja? TIDAK MUNGKIN BERHASIL!!!
INGAT! Al Qur'an itu Kalamullah! Kalamullah tidak mungkin bisa dipinggirkan, disingkirkan, dibakar, dibuang dan sebagainya. Terbukti, dimana-mana sudah dihapal oleh jutaan orang dan anak-anak. Sudah berada di hati dan hapalan otak Umat-umat Al Qur'an. Liberalisme, type Nasr Abu Zaid, Salman Rushdy, Zeonisme, pendukung dan kaki tangannya wa aalhii wa soh bihii ajma'iin akan malu sendiri..
Alasan mereka memisahkan Al Qur'an dari Umat tetap kuno, klasik, dari itu ke itu terus thok! Sudah diketahui sejak lama, diantaranya:
1. Menyesatkan.
2. Menghasud.
3. Mengganggu ketentraman.
4. Menimbulkan keresahan.
5. Menjatuhkan wibawa Penguasa, Pengusaha.
6. Tidak sesuai dengan pereadaban setempat.
Semoga kita semua menjadi Ahlul Qur'an, karena Ahlul Qur'an adalah keluarga Allah...
Bagikan

Komentar

  1. Subhanallah,..yg nulis ternyata lagi mengobarkan panji panji khilafah keislaman kita. dengan mengangkatkan tema yg bersanding Al-Qur'an. Hhmm,.itu kenyataan.
    Insyallah, sebagai pencetak generasi Qur'aniy kita akan terus berusaha menancapkan semangat keislaman yg dahulu sejarah islam telah meraih "The Golden Age"nya,..Amiien.
    Ustadz, antum JMQ yah..??
    heheuyy,..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer