Hari Guru, Penting Nggak Sih?




Seumur-umur aku bisa dibilang terhitung jari untuk kegiatan berupa merayakan Hari Guru. Tidak hanya Hari Guru saja, bahkan hari-hari penting lain pun tidak begitu aku perhatikan. Hingga aku bertemu dengan sebuah kejadian pagi hari ini.

Aku sedang dalam perjalanan pulang ke apartemen. Sebelumnya ada sebuah perkumpulan yang biasa aku ikuti di setiap sabtu pagi. Hari ini perkumpulan ilmu itu berlangsung pendek. Seorang Abi yang mengisi acara memiliki satu keperluan lain yang mengharuskannya pergi ke Istanbul. Meski begitu, dia tidak membiarkan kami datang dan pulang dengan tangan kosong. Ada beberapa pelajaran penting kehidupan dan agama yang kami dapatkan dalam waktu sebentar itu.

Dalam perjalanan, ketika hampir tiba di apartemen aku tinggal. Seorang siswa yang pernah kukenal dan kuajak belajar bersama di rumah 3 tahun yang lalu, kini aku jumpai. Dia masih mengenalku sebagaimana aku mengenalnya dengan baik. Senyum, salam, pelukan pun saling kami lakukan. Aku gembira diapun bergembira. Setelah sedikit banyak aku bertanya tentang keadaannya, aku melihat sebuah plastik berisi kotak di tangannya.

“Apa itu?” tanyaku.

“Kado hadiah yang berusan aku beli. Kan kemarin ada Hari Guru. Meskipun terlambat kami akan memberikan hadiah ini kepada Guru kami,” jawabnya polos.

Aku tertegun. Saat itu juga terbayang bagaimana jika aku yang menjadi seorang guru yang akan diberikan hadiah oleh siswa-siswa yang pernah aku ajar.

“Loh, yang buatku mana?” tanyaku bercanda padanya.

“Kami pun akan memberimu hadiah abi,” jawabnya sambil tersenyum. Selama dia datang ke rumah 3 tahun yang lalu, aku pun pernah mengajarnya beberapa materi agama. Konon, siswa-siswa Turki sangat minim sekali dengan pengetahuan agama. Bahkan tidak sedikit dari siswa-siswa Lise (SMA) yang tidak shalat.

“Tidak, tidak, aku hanya bercanda.”

 

Masih ada jarak antara tempat aku bertemu anak itu dengan rumah tempat tinggalku. Jalanku semakin memelan sambil berfikir akan pentingnya hari-hari yang terlah ditentukan seperti halnya Hari Guru. Hari Ibu misalnya, aku membayangkan sedang menyiapkan sebuah hadiah istimewa yang tidak akan ibunda tebak pada Hari Ibu. Aku bayangkan lagi bagaimana kegembiraan ibunda saat itu. Hadiah. İya, kadang kita perlu memberikan hadiah kepada orang-orang tercinta kita. Hadiah adalah tanda perhatian, tanda sayang dan cinta. Tidak ada masalah dengan hari-hari penting seperti itu, pikirku. Bahkan mungkin merayakan hari seperti itu penting, sangat penting. Aku sadar, hingga kini entah sudah berapa guru yang kuberikan tanda kasih berupa hadiah, tak pernah. Bahkan ucapan terima kasih pun kapan kuucapkan aku tak ingat. Atau mungkin ini hanya aku saja, sebagai seorang siswa yang tak memiliki rasa berbalas budi terhadap para Guru.

Kejadian ini mengingatkanku bahwa aku memiliki guru-guru yang hebat di masa lalu. Juga meningangatkanku bahwa aku selama ini lupa akan jasa mereka. Ribuan terima kasih kuucapkan untuk kalian semua guru-guruku. Maafkan siswamu yang pernah lupa ini. Selamat Hari Guru!

 

Kahramanmaras Turki, 29 Nov 2014

Komentar

Postingan Populer