Makna lain “Ilahi” di Turki



Ilahi pada periode Kerajaan Ustmani

Bagi teman-teman yang sudah pernah datang ke Turki mungkin akan bisa langsung memahami kata “ilahi” ketika diucapkan oleh seseorang. Dalam Bahasa Turki, kata “ilahi” selain bermakna Allah atau Tuhan pun memiliki makna lain. Walaupun makna ini jarang dicantumkan dalam pengartian kata “ilahi” di dalam kamus, namun di tengah masyarakat Turki kata ini sangat familiar terdengar di telinga dan terucap di lidah. Coba tebak what is the other mean of “ilahi”?

Aku pun tidak langsung bisa memahami kata ini dahulu di awal kedatanganku di Turki. Suatu ketika aku dan beberapa kawan diundang pada sebuah acara pernikahan. Sebelumnya, seorang teman yang mengundangku itu memohon kepadaku agar aku membawakan lantunan ayat suci al-Qur’an pada acara tersebut. Susah rasanya untuk menolak ajakan seseorang, apalagi dengan ungkapan-ungkapan permohonan ala Turki. Akhirnya kata “iya” terucap dari mulutku. Selain itu, dia juga memintaku untuk mengajak beberapa teman orang asing yang sama sama tinggal di kota Kahramanmaras. Akhirnya, aku dan seseorang warga Indonesia datang memenuhi undangan itu.

Pada hari itu kami dijemput. Sebuah mobil mengambil kami di sebuah tempat yang telah disepakati. Di dalam perjalanan kami pun sedikit ngobrol. Di sela-sela itu, dia berkata, “Selain membaca al-Qur’an tolong bawakan juga “ilahi” yah?” kepada kami. Serentak kami pun bingung, membawakan ilahi? What the mean?

Ternyata “ilahi” adalah sebutan untuk lagu-lagu Islami khas Turki. Di dalam sebuah kamus, kata “Ilahi” bermakna “Puisi-puisi yang ditulis dan dibaca dengan maqam untuk memuji Allah dan berdoa kepada-Nya”. Kita di Indonesia biasa menyebutnya dengan “nasyid.” Owalah ini toh arti “ilahi” itu! Kami pun saling bertukar pandang, masalahnya kami tidak tahu sedikit pun lagu-lagu Islami yang berasal dari Turki. Ujungnya, karena dia sedikit memaksa kami, kami pun membawakan beberapa lagu shalawat Bahasa Arab yang dahulu biasa kita dengar di Indonesia.

  Pada umumnya, fakultas-fakultas Ilahiyyat di beberapa Universitas di Turki menjadikan “ilahi” sebagai salah satu materi perkuliahan dalam bidang seni. Tidak hanya di fakultas Ilahiyat saja sebenarnya, fakultas kesenian di Universitas-universitas pun pasti menjadikan “ilahi” sebagai sebuah materi perkuliahan. Di fakultas Ilahiyyat, “ilahi” dinamakan dengan “Turk-Islam sanat musiki,” yaitu, Seni musik Turki-Islam.

“Ilahi” mempunyai ciri khusus tersendiri, berbeda dengan musik-musik lainnya. “ilahi” adalah lagu-lagu Islami berbahasa Turki yang dinyanyikan dengan nada-nada indah. Nada-nada indah itu ternyata merupakan nada-nada yang digunakan oleh para Qari’ al-Qur’an. Iya, “ilahi” tidak hanya sekedar lagu yang dinyanyikan dan diciptakan sekehendak penciptanya. “Ilahi” diciptakan dan dinyanyikan dengan makna lagu dan nada lagu yang seimbang. Jadi, maqam-maqam seperti; Bayati, Nahwand, Sikah, Hijaz, dll adalah dasar dari keindahan lagu-lagu Islami ini. Tentunya maqam (nada lagu) yang dilantunkan disini berbeda gaya dengan yang dilantunkan di Arab maupun Indonesia. “Ilahi” adalah khas Turki sendiri. Mungkin teman-teman tidak menyukai nada-nada lagu ini pada awalnya, namun nanti ketika sudah terbiasa pasti akan jatuh hati juga, apalagi teman-teman yang sudah pernah mengenal lagu-lagu Bayati, Nahawand, Hijaz, dan seterusnya. Biasanya untuk melantunkan “Ilahi” juga didampingi dengan alat musik suling Turki (Ney), gendang, dan gitar gambus.

Pada tarian Rumi (Semazen), ada lagu “Ilahi” khusus yang disajikan untuk menyempurnakan penampilan seni tari ini. Teman-teman yang pernah menyaksikan ini pasti sudah pernah mendengarnya, khususnya teman-teman Indonesia yang kuliah di Kota Konya. Konon ini adalah lagu klasik Kerajaan Utsmani.

Meski aku sudah pernah beberapa kali tampil di panggung untuk menyanyikan “ilahi”, khususnya pada acara-acara ke-Islaman. Namun, memang benar-benar susah untuk lidah Indonesia sepertiku. Sudah berkali-kali mencoba menghafal dan melagukan, namun tetap saja selalu lupa dan tidak sama. Akhirnya, hanya bisa menikmati nada-nada indah “Ilahi-ilahi” itu. Penasaran bagaimana nada “ilahi” mereka? Silahkan search di Google dengan kata kuci “Ilahi.mp3”. Selamat mencoba! J

 

Kahramanmaras Turki, 27 Nov 2014

Komentar

Postingan Populer