Jalan Cinta (Seyyid Nigari)
“Cânân dileyen dağdağa-i cana düşer mi?
[Sang pemuja Cinta,
apa jatuh dalam kekhawatiran jiwa?]
Can isteyen endişe-i cânâna düşer mi?
[Sang pemuja jiwa, apa tenggelam resah mencari Cinta?]
Girdik reh-i sevdaya, cünunuz, bize namus lazım değil.
[Kita telah masuk ke jalan cinta, kita gila, tidak butuh
harga diri]
Ey dil ki bu iş şâna düşer mi?”
[Wahai hati, apa hal ini jatuh dalam ketenaran duniawi?]
Seyyid Nigari
Penjelasan:
Seseorang yang mengharapkan Sang Cinta; Sang Kekasih; Rabb alam semesta,
tidak mungkin di hatinya terdapat kekhawatiran akan jiwa (diri atau hawa nafsunya
sendiri), karena di hatinya tidak ada tempat untuk kecintaan terhadap harta
benda. Bahkan dia akan meletakkan semua harta benda, sekalipun nyawanya, dalam
sebuah kantong, dan memberikannya di jalan Allah tanpa ragu-ragu sedikitpun. Karena
baginya, Maksud (Tujuan) adalah Dia, Matlub (Yang diharap) adalah Dia, Mahbub (Yang
dicinta) adalah Dia.
Sebaliknya, jika seseorang telah mencintai diri sendiri, selalu berkata ‘hartaku,
kekayaanku’ di hatinya, apa benar mungkin datang mencari Cinta? Padahal hati
yang dia sisakan untuk-Nya telah terpenuhi dengan hal-hal yang fana. Dia tidak
sungguh-sungguh mencari Cinta.
Iya, ketika kita telah menjadikan jalan ini sebagai jalan utama, lalu
melewati jalan kepada Cinta, semua orang akan menganggap kita gila. Iya, kita
memang gila. Apalah itu harga diri?
Wahai hati, ini adalah pekerjaan ikhlas, bukan permasalahan ketenaran dunia.
Diterjemahkan oleh Al-Akh Abdul Aziz | A4, Istanbul
05/11/15
Komentar
Posting Komentar