Prinsip dan Dasar Khidmah: Selalu Berada Dalam Bimbingan al-Qur'an dan Sunnah (1)



        1. Adanya Hubungan Pada Sumber-Sumber Dasar

        Sumber dasar agama kita adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam kedua sumber pokok tersebut terdapat asas-asas mengenai keimanan dan ibadah serta persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hukum. Kita tidak mungkin melakukan sebuah penafsiran atau upaya untuk menafsirkan prinsip-prinsip dan disiplin ini di luar kerangka yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an dan Sunnah.

        Jika kita berhasil mewujudkan perluasan khidmah berdasarkan disiplin-disiplin dasar ini, dengan izin Allah, kita tidak akan pernah kehilangan hubungan dengan pusat, bahkan jika waktu, tempat dan orang berubah sekali pun. Rumi mengatakan, bir ayağınız yetmiş iki millet içinde olsa bile diğer ayağınız merkezde ise ve bütün açılımlarınızı sabit olan ayağınıza göre test ediyorsanız istikametinizi muhafaza edersiniz (bahkan jika Anda memiliki satu kaki di tujuh puluh dua bangsa sekali pun dan kaki Anda yang lain berada di tengah pusat, lalu Anda menguji semua perluasan khidmah Anda sesuai dengan kaki Anda yang stabil di pusat, Anda akan mempertahankan arah dalam keistikamahan.)

        Perlu disampaikan kepada para mukhaathab (siapapun yang menjadi lawan bicara) bahwa khidmah dan pelayanan yang dilakukan itu telah diupayakan sesuai dengan disiplin agama dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Karena persoalan yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah apalagi berdasarkan pemikiran yang melayang-layang tidak mungkin akan bersifat abadi. Ya, orang yang tidak mematuhi kaidah kulliyyah (universal) akan terus-menerus melakukan zigzag. Sama seperti perilaku mereka saat ini yang berbeda dengan perilaku sebelumnya, tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku mereka di masa depan akan bertentangan dengan perilaku saat ini. Oleh karena itu, pikiran, perasaan, dan seluruh syaraf otak manusia harus berpegang teguh pada disiplin dasar agama dan nilai-nilai akhlak universal, agar sikap dan perilakunya berada dalam keistikamahan.

        Namun, ada beberapa persoalan yang mengatasnamakan khidmah iman dan Al-Quran, atau dalam kaitannya dengan masyarakat dan persoalan sosial, yang secara inheren terbuka untuk tafsir dan takwil, bisa saja memungkinkan munculnya perbedaan-perbedaan dalam kondisi dan syarat tertentu. Selalu dimungkinkan untuk membuat beberapa ijtihad yang berbeda mengenai masalah-masalah yang terbuka untuk interpretasi dan penafsiran, dengan dalil-dalil yang sekunder, yang masih menganut disiplin-disiplin dasar. Ini adalah ciri khusus agama Islam, yang merupakan agama terakhir dan universal yang rahmat bagi umat manusia secara keseluruhan.


______ 

Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya." 

Bandung, 4 Okt 2023

Komentar

Postingan Populer