Prinsip dan Dasar Khidmah: Selalu Berada Dalam Bimbingan al-Qur'an dan Sunnah (3)
Perkembangan Baru dan Pertimbangan Personal
Saat ini, kita telah pergi dan mengunjungi seluruh penjuru dunia dan orang-orang kita telah menjadi wasilah dan berperan penting dalam perkembangan baru, pembukaan baru. Tentu saja, hal ini berarti akan menghadapi permasalahan-permasalahan baru di masyarakat dan geografi yang berbeda. Pada titik ini, para muhajir tidak boleh melakukan tindakan apa pun yang bertentangan dengan disiplin dasar, pemikiran dasar, dan aturan dasar mereka. Mereka tidak perlu ragu untuk mengungkapkan dengan jelas apa dan bagaimana keyakinannya. Karena jika kita mencoba untuk melakukan ibadah, seperti shalat, secara diam-diam, agar tidak membuat khawatir orang lain, kita akan menemui reaksi yang berlawanan arah dengan niat kita, dan akan disalahpahami dan dipersepsikan. Akibatnya, kita membuat orang lain khawatir secara tidak perlu, bahkan terhadap sesuatu yang tidak seharusnya mereka khawatirkan.
Sebenarnya, menurut Hojaefendi kita tidak akan diusir karena menunaikan shalat di berbagai belahan dunia. Mengingat kita berada dalam lingkungan budaya yang berbeda, kita pun berkata, "Kondisi lingkungan ini mengharuskan hal ini." Nah, kita tidak boleh menentukan kondisi dan tindakan kita berdasarkan pertimbangan pribadi. Sebaliknya, orang-orang berpengalaman yang mengetahui agama dan kondisi geografi tersebut dengan baik, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di sana, dapat diketemui dan permasalahan-permasalahannya dapat didiskusikan dengan mereka. Bahkan jika pilihan yang salah muncul dari sebuah musyawarah dengan yang ahlinya, kesalahan ini akan dimaafkan – dengan izin Allah.
Sebagai contoh mengenai hal ini, katakanlah seseorang dari kita yang berada di luar negeri melihat adanya prasangka dan kesalahpahaman baik tentang Islam maupun budaya masyarakat Muslimnya, dan dia sangat sedih dengan situasi ini. Orang ini mungkin ingin menggunakan cara berbeda untuk mengenalkan dan memperdengarkan nilai-nilai dan keindahannya. Misalnya, dia mungkin menggunakan hari ulang tahun sebagai kesempatan untuk memenangkan hati lawan bicaranya dengan menunjukkan kebaikannya. Namun dalam menjalankan pemikiran dan niat baik tersebut, kita tidak boleh bertindak bertentangan dengan nilai-nilai kita sendiri, kita harus selalu tetap menghormati nilai-nilai yang menjadikan kita seperti sekarang, agar tindakan yang kita lakukan pada akhirnya -hafizanallah- tidak mengambil sesuatu dari diri kita sendiri. Jangan sampai hal tersebut merubah kita dan agar kita bisa meninggalkan kesan positif dan membekas di hati lawan bicara kita.
______
Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya."
Bandung, 9 Okt 2023
Komentar
Posting Komentar