Kisah Maling Yang Tobat
Al-Qâdly at-Tannûkhiy berkata, "Seorang mantan maling yang sudah bertaubat menceritakan kepadaku, 'Suatu ketika aku singgah di sebuah kota, aku berniat mencuri sesuatu di sana, lalu mataku tertuju pada seorang pedagang VALAS (Valuta Asing) yang hidupnya berkecukupan. Aku mencari akal bagaimana bisa mencuri darinya hingga akhirnya berhasil mencuri sebuah kantong uang miliknya, lalu aku menyelinap. Tapi, tak berapa jauh, aku bertemu seorang nenek nan sudah renta bersama seekor anjingnya. Aku merasakan dadaku berdetak karena si nenek ini bersikap cemberut terhadapku dan seakan memaksa.
Dia berkata, 'Wahai cucuku, apa yang telah kau lakukan. Lihatlah anjing ini menggonggong dan bergelantung kepadaku!.' Lalu orang-orang ramai memandang ke arah kami.
Akhirnya, si nenek itu berkata kepada khalayak, 'Ayo, lihatlah ke arah anjing ini. Dia telah mengenal orang ini.'
Orang-orangpun tertegun dengan kejadian itu sementara aku menjadi semakin bimbang sembari berkata di dalam hati, 'jangan-jangan nenek inilah yang menyusuiku dulu sementara aku tidak mengenalnya!.'
Si nenek kemudian berkata, 'Ayolah ikut aku, tinggallah di rumahku hari ini.'
Dia tidak beranjak dariku hingga akhirnya aku pergi bersamanya menuju rumahnya. Ternyata di sana banyak sekali anak-anak muda yang sedang minum. Mereka memegangi banyak sekali buah-buahan di tangan mereka. Mereka menyambut kedatanganku, mengajakku ke dekat mereka dan menyuruhku duduk bersama mereka.
Aku melihat mereka berpakaian dengan pakaian yang bagus, lalu aku memfokuskan mataku kepadanya. Untuk menenangkan diri, aku menyediakan minuman untuk mereka hingga akhirnya mereka tertidur dan semua orang yang berada di rumah itu tertidur. Lalu aku bangun dan mempreteli semua apa yang mereka miliki satu-persatu, kemudian kabur. Namun tiba-tiba anjing menerkamku seakan singa yang ganas, ia menggonggong, berbolak-balik ke sana kemari sembari terus menggonggong hingga semua orang yang tidur terjaga. Aku menjadi malu dan sangat malu karenanya.
Begitu siang tiba, aku melakukan lagi apa yang pernah aku lakukan kemarin dan juga aku berbuat terhadap mereka dengan hal yang sama. Aku terus mencari siasat licik untuk mengecoh si anjing hingga malam tiba, namun aku mendapatkan ide apapun.
Tatkala mereka sudah tertidur, aku ingin melakukan hal yang biasa aku lakukan, tiba-tiba si anjing menghadangku seperti yang pernah dilakukannya sebelumnya terhadapku. Sementara aku terus melakukan perbuatan licik itu selama tiga malam. Manakala aku merasa frustasi, aku memohon diberi izin untuk keluar dari rumah itu.
Aku berkata, "Apakah kalian mengizinkanku, karena aku sangat tergesa-gesa sekali."
Mereka menjawab, "Hal itu terserah kepada si nenek tua."
Lalu aku meminta izin kepadanya, maka dia berkata, "Berikan kepadaku apa yang telah engkau curi dari pedagang VALAS itu, lalu pergilah kemana yang engkau suka dan jangan pernah menginjakkan kaki di kota ini lagi karena sesungguhnya tidak suatu pekerjaanpun yang dapat dilakukan seseorang selama aku ada di sini."
Lantas dia mengambil kantong yang aku curi tersebut dan mengusirku. Aku berhasil meraih cita-citaku untuk terlepas dari cengkeramannya.
Aku berusaha meminta pesangon darinya, lalu dia memberikannya kepadaku dan keluar bersamaku hingga akhirnya mengusirkku dari kota itu sementara si anjing masih setia bersamanya. Akupun melewati perbatasan kota itu.
Aku berhenti sejenak, kemudian berlalu sementara si anjing membuntutiku hingga aku menjauh kemudian ia pulang sembari melihat ke arahku dan menoleh. Aku juga melihat ke arahnya hingga ia hilang dari pandangan mataku."
(SUMBER: Nihâyah azh-Zhâlimîn karya Ibrahim bin 'Abdullah al-Hâzimiy, Juz.I, h.53-56 sebagai yang dinukilnya dari kitab al-Azkiyâ` karya Ibn al-Jawziy, h.188)
Komentar
Posting Komentar