Berkaitan Dengan Perkataan Baik


Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

“Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat yang berbicara”. Sebuah pepatah ini sering kali kita dengar. Misalkan suatu saat ada seseorang yang berbicara mengenai suatu hal. Dan dalam perkataannya ada hal positif yang bisa kita ambil, maka ambillah! Tanpa harus bertanya itu yang berbicara siapa? Orangnya bagaimana? Dengan kata lain kita hanya melihat hal-hal positif saja dan meninggalkan hal-hal yang negatif. Bagus….

Sekarang, ada sebuah pertanyaan. Bagaimana jika kita melihat siapa yang berbicara? Apakah menjadi sebuah kesalahan dengan mempertanyakan siapa yang berbicara itu?

Kadangkala perkataan-perkataan yang bagus atau bernilai positif itu keluar dari seseorang yang bagus pula. Dalam keseharian karena keseringannya bergelut dengan hal-hal baik maka kata-katanya pun juga berimbas baik pula. Antara pembicara dan yang dibicarakan, pembicara mempunyai peran lebih penting. Di mana kualitas pembicara menentukan kualitas apa-apa yang dibicarakannya. Kata-katanya indah kemungkinan besar orang yang mengatakan juga indah. Kata-katanya bijak kemungkinan besar orang yang mengatakannya juga bijaksana.

Tetapi, terkadang ada orang yang pintar beradegan layaknya sedang mempraktekkan sebuah drama. Seolah-olah dia adalah orang baik dengan indahnya dia memoles kata-kata layaknya orang yang benar-benar baik, seolah-olah dia orang yang bijaksana dengan indahnya dia memoles kata-kata layaknya seorang bijak sedang berkata bijak. Orang seperti itu kemungkinan besar ada.  Namun ada kemungkinan juga bahwa orang-orang yang mempunyai keahlian seperti itu sedikit dan terbatas. Artinya, mungkin kepiawaiannya itu tidak berlangsung lama atau suatu ketika kehebatannya dalam bermain drama hilang. Sedangkan orang yang benar-benar baik kemudian baik pula perkataannya kata-katanya insyaAllah selalu baik.

Seseorang yang berkebiasaan jelek, sering mengutarakan kata-kata yang tidak baik, orang seperti ini tidak jarang kita temui. Dalam artian orang yang seperti itu sering kita temui dan banyak. Kemudian jika orang seperti ini berbicara apakah ada perkataan yang bisa kita ambil positifnya? Atau perkataannya seberapa persen antara positif dengan negatifnya? Apakah melihat hal ini tidak perlu?

Ada yang bilang, bahwa sifat baik atau buruk kebiasaan orang itu bisa diketahui disaat dia terkagetkan. Jika suatu saat dia kaget kemudian kata yang pertama kali keluar adalah kata yang bagus maka orang itu adalah orang yang berkebiasaan bagus. Tetapi jika kata yang pertama kali keluar adalah kata jelek atau kata umpatan dan lain-lain maka orang itu berkebiasaan jelak. Silahkan dicoba dibuktikan!

Peribahasa diatas sebenarnya mempunyai arti bahwa dari setiap hal itu jangan hanya melihat hal negatifnya. Karena tidak semua orang itu ada yang sempurna. Bisa jadi di antara kata yang keluar dari mulutnya ada beberapa kalimat positif yang bisa kita dapat dan bisa dijadikan sebuah pelajaran penting. Tidak ada salahnya menurut saya untuk melihat pembicara, karena si pembicara kadang lebih penting daripada yang dibicarakan.

Saat ini tugas yang harus kita kerjakan adalah bagaimana agar perkataan yang keluar dari mulut kita bisa diambil manfaat atau bernilai positif di telinga yang mendengarkan perkataan kita. Buatlah kebiasaan kita manjadi kebiasaan yang baik-baik. Kebiasaan yang baik berasal dari lingkungan yang baik. Oleh karena itu, keberadaan kita dalam lingkungan yang baik itu penting. Terus, bagaimana jika lingkungan yang sedang kita tempati ternyata tidak mendukung atau bisa dikatakan tidak baik. Maka kitalah yang menjadikan lingkungan kita baik.  Sering-seringlah bersosialisasi dengan yang baik-baik, teman yang baik, buku yang baik, guru yang baik, dst. Maka dengan sendirinya kebiasaan baik kita akan terbentuk. insyaAllah..

Usiikum wa iyyaya nafsi…

kahramanmara
ş Turkey, 25 desember 2011

Komentar

Postingan Populer