Bertemu Tokoh, Kahramanmaraş (4)
“Abdulaziz Bey Kardeşim Akifçe yaşasın. 26.05.2013”,
sebuah pesan pendek di lembar pertama sebuah buku yang bermakna ‘Abdul Aziz hiduplah seperti Akif!’ beserta
bubuhan tanda tangan beliau.
Kahramanmaraş
tidak hanya terkenal dengan kota es krim—dondurma
şehri atau cabe—Maraş biberi. Ada banyak tokoh yang berasal dari kota
ini, salah satunya seperti Nazib Fazil Kısakurek, seorang pujangga terkenal.
Tokoh-tokoh masyarakat pun membawa harum nama tanah kelahiran masing-masing.
Senin kemarin (26/05/2013) dengan izin Allah, saya diberi kesempatan untuk
bertemu dengan seorang tokoh. Bukan Nazib Fazil, akan tetapi seorang penulis
aktif asal Kahramanmaraş juga seorang yang aktif dalam bidang pendidikan. Nama
beliau Vehbi Vakkasoğlu.
Jujur pertemuan kami saat ini adalah sebuah kebetulan. Kalau bukan karena ajakan teman untuk menghadiri seminar gratis yang diadakan organisasi pemuda yang bernama Akdeniz Akademi, saya tidak akan berjumpa dengan beliau. Sebuah kebetulan yang indah, karena tidak ada kata menyesal setelah mendatangi seminar ini.
Beliau
menjelaskan banyak tentang Sultan Mehmet Fatih—Seorang panglima pembuka benteng
Konstantin. Memang tema yang diberikan pada seminar ini adalah tentang Sultan
Mehmet Fatih. Beberapa poin penting yang saya dapat dari seminar beliau adalah
pentingnya melihat sejarah, bagaimana kehidupan Mehmet Fatih sedari kecil
hingga bisa membuka benteng Konstantin, juga tentang pendidikan bagi pemuda
masa kini dengan perbandingan para masa Kerajaan Usmani, dan masih banyak lagi.
Keberuntungan
saya semakin bertambah ketika bisa membeli buku beliau dan mendapatkan tanda
tangan secara langsung. “Semoga dengan bertemu penulis, saya juga tertular
menjadi penulis,” pikirku saat itu.
Sambil
membubuhkan tanda tangan, beliau menanyakan asal muasal saya datang. Saya
bilang saya dari İndonesia. Kami pun akrab meski hanya beberapa menit saja.
Karena setelah mendapatkan tanda tangan dan nasehat saya pamit pulang. Dan juga
pengantri tanda tangan masih banyak. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Satu
kalimat dari beliau yang selalu terngiang di kepala saya adalah permasalahan paling besar dunia sekarang
adalah pendidikan tanpa contoh. Sekian.
Kahramanmaraş
Turki, 27 Mei 2013
Komentar
Posting Komentar