Didik Aku Jujur!
Aku ragu, apa masih ada
orang jujur di tanah airku
Aku telah sering
tertipu oleh orang di sekitarku
Padahal aku percaya
sepenuhnya pada mereka
Tidakkah jujur kini
masih sifat yang mulia
Misalnya, di sebuah
kereta ekonomi, menuju desa
Seorang pedagang kaki
lima berteriak “Nasi hangat”
Kuterbangun karena
lapar, “Nasi” ucapku
Bungkus kubuka, tak ada
hawa panas, setelah dirasa “Ini nasi tadi pagi”
Terminal Surabaya, aku
turun dari bus kota
Seseorang datang, “Mau
kemana” ucapnya ramah
Kardus beratku diangkat,
betapa baik orang ini
Setelah sampai di bus
tujuanku, “Sepuluh ribu” ucapnya
Sebuah terminal lagi,
kali ini di Semarang
Kota ini asing bagiku,
sedang aku sendiri
Beberapa orang
menghampiri, mengenalkan diri sebagai agen bus tertentu
Lembaran diserahkan,
aku harus membayar harga tiket mahal bagiku
Kini aku telah menaiki,
lalu duduk
Seorang penagih karcis
datang, meminta uangku
“Sudah bayar” ucapku, “Belum”
katanya
Aku sadar, lagi-lagi
kutertipu, lesu
Kereta bisnis, lebih
mahal dari ekonomi
Aku telah menduduki
bangkuku, kutertidur
Pelayan datang,
menawarkan menu makanan dan minuman
Kelas bisnis pikirku,
lalu kuucap pesananku
Masih di tengah
perjalanan, namun hari telah gelap
Aku terlelap, tiba-tiba
pelayan lain datang
“Pembayaran bon makanan”
tagihnya
Salah kukira, tiket
mahal tak termasuk layanan ini, terpaksa kumembayar
Apakah jujur perlu dilanggar untuk untung
Apakah bohong juga syarat
untuk sukses
Tapi kenapa orang-orang
ini rela tidak jujur
Apa alasan mereka
berbohong, apakah hanya permasalahan perut
İtu kenyataan di luar
ruang, sedang di dalam
Sekolah-sekolah itu,
banyak yang tidak jujur
Tak ada beda, guru dan
murid sama
Selama keduanya
mendapatkan untung yang sama
Gedung wakil rakyat
itu, apakah juga
Katanya mereka mewakili
rakyat untuk tidur di kursi saja
Mereka jujur, jujur
berbohong tanpa malu
Demi membuncitkan perut
saja
Toko-toko di pasar itu,
apa punya jujur juga
Tapi kenapa para
penjual enggan tuk berkata
“Barang ini punya kekurangnya
disini” malah
Berkata, “Ini barang
yang paling bagus mas”
Kali ini di masjid,
orang yang mengaku “Ustadz”
İni yang paling
menyakiti hatiku
Menjual agama, demi
ketenaran sementara
Padahal, perkataan jauh
dari amalan
Entah cerita ketidak
jujuran itu apa selesai sampai disini
Aku rasa ini tidak
cukup, masih banyak lagi
Dari rakyat yang paling
kecil, sampai yang paling besar
Banyak orang tidak
jujur, mereka penipu!!!!
Aku hanya butuh didikan
untuk “jujur”
Biarlah aku tidak
sekolah saja
Daripada sekolah malah
jadi “penipu”
Mau jadi apa hidupku
Aku percaya, jika ada
yang bertanya
“Apa yang menjamin kita
masuk surga”
Maka jawabnya adalah
kejujuran
Tidak berbohong dalam
kehidupan
Kejujuran dan kebenaran
adalah semboyang para nabi
Sedangkan dusta dan
kebohongan
Adalah semboyan kaum
kafir
Juga orang-orang
munafik
Didik aku jujur!
Jangan ajari aku
menipu!
Didik aku jujur!
Jangan bohongi aku!
A4, Kahramanmaras
Turki, 02 Mei 2014
Komentar
Posting Komentar