Demi Masa (Tafsir Lesson)
İni adalah catatan pendek pelajaran tafsir di hari
rabu yang lalu, bercerita tentang Surat Al-Asr. Sebuah surat yang merupakan
salah satu dari tiga surat terpendek dalam Al-Qur’an selain Al-Ikhlas dan
Al-Kautsar.
Buku Tafsir yang kami baca bersama adalah “Al-Jami’–ul-Bayan”
karya Tabary, seorang ulama tafsir.
وَالْعَصْرِ [١٠٣:١]
Ada beberapa perbedaan ta’wil dari para ulama tafsir tentang makna “asr”. Perkataan “wal asr”
adalah sebuah ucapan sumpah, seperti halnya “demi Allah” yang kadang kita
ucapkan. Dalam surat ini Allah bersumpah dengan mengatakan “wal asr”, demi waktu.
Beberapa makna dari “Asr”;
1. Satu waktu dari waktu siang.
2. Waktu sore, sebelum malam.
3. Asr
adalah ungkapan waktu seluruhnya, termasuk pagi, siang, sore, dan malam. Tidak dikhususkan
untuk waktu tertentu.
Para ulama tafsir lebih memilih pendangan makna yang
ketiga “demi masa” atau “demi waktu” seluruhnya. Seakan Allah mengajarkan
sesuatu hal penting mengenai waktu kepada kita. Yaitu pentingnya waktu,
mengatur waktu, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ [١٠٣:٢]
“ Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian,”
İya, setiap anak Adam akan berada dalam kerugian,
yaitu kehancuran dan kekurangan. Sayyidina Ali (ra) menafsirkan dengan menambah,
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian hingga akhir dari zaman.”
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ [١٠٣:٣]
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Manusia adalah umum, termasuk mukmin dan non mukmin.
Dalam ayat ketiga ini, Allah mengkhususkan dan mengecualikan mereka orang-orang
yang beriman,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا
Kecuali orang-orang yang percaya kepada Allah, meng-esakan
Allah, selalu menaati Allah, dan mengerjakan amal-amal salih, menunaikan
kewajiban-kwajibannya sebagai hamba,
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Dan mereka yang mengerjakan amal salih...
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
Dan mereka yang saling memberikan nasehat satu sama
lain tentang kebenaran, tentang kewajiban-kewajiban amal yang telah Allah
turunkan di dalam Al-Qur’an dari perintah-perintah-Nya, dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.
Para ulama tafsir memberikan makna pada kata “Al-Haq”
dengan “Kitab Allah.” Yaitu, mereka yang saling memberi nasehat tentang kitab
Allah, Al-Qur’an.
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
Dan mereka yang saling memberikan nasehat untuk
besabar satu sama lain dalam ketaatan kepada Allah. Bersabar adalah ketaatan
kepada Allah.
Ada tiga buah surat pendek dalam Al-Qur’an yang
sudah saya sebutkan di atas; Al-Asr yang ditujukan kepada manusia pada umumnya,
Al-Kautsar untuk Rasulullah, dan Al-Ikhlas untuk Allah. Kenapa dinamakan dengan
surat Al-Ikhlas bukan At-Tauhid? Karena dengan hanya keikhlasan kita bisa
meng-esakan Allah.
Waktu adalah penghancur kehidupan kita, jika saja kita
tidak dapat menguasainya dan memanfaatkannya. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Waktu
seperti sebuah pedang, jika kita tidak memotongnya, maka dia yang akan memotong
kita.”
Manusia adalah anak dari waktu, berada dalam waktu
yang luas. Dalam surat Al-Asr ada empat langkah bagaimana kita bisa
memanfaatkan waktu;
1. Menjadi orang-orang yang beriman. Untuk menjadi
mukmin ada empat hal; ma’rifat (mengetahui
keesaan Allah), Tasdiq (meyakininya
di dalam hati), iqrar (mengucapkannya
dengan lisan), dan amal (mewujudkan
keimanan kita dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah).
Amal sangatlah penting. Sebuah pepatah, “Sebuah ilmu
tanpa amal, adalah layaknya sebuah pohon tanpa buah.”
İman di dalam hati juga penting. Hati hanya bisa
dimiliki oleh satu, jika hati bukan milik Allah, berarti hati milik selain
Allah. Jadi hati-hati...
2. Mengerjakan amal shalih. Shalih berarti baik, dan
kebaikan adalah apa-apa yang Allah katakan baik.
3. Memberi nasehat kebenaran. Kebenaran yang datang
dari Allah, yaitu Al-Qur’an.
4. Bersabar dan menasehati untuk sabar. Mengajak kepada
jalan yang benar tidaklah mudah. Ada yang menerima, ada juga yang tidak. Maka,
bersabar adalah jalan yang tepat setelah usaha mengajak kepada jalan Allah. İya,
bersabar merupakan wujud ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Wallahu a’lam.
Kahramanmaras Turki, 30 Maret 2014
Komentar
Posting Komentar