Rahasia Bunga Tulip (4)
Jannatul
Firdaus. Entah mengapa akhir-akhir ini Daus sering memikirkan nama ini. Nama yang
telah diberikan oleh kedua orang tuanya, kini telah ternoda dengan tawa ejek
dari seorang gadis tempo hari. Bukan ejekan. Mungkin gadis itu benar, nama Daus
terlihat lucu jika dihadiahkan untuk Daus yang tampan. İtu yang membuatnya saat
ini terus memikirkan untuk yang pertama kali, kenapa orang tuaku memberi nama
ini, pikirnya.
-o0o-
Musim
semi adalah musim impian penduduk negara empat musim. Keindahan yang bertebaran
di setiap mata memandang seperti menjadi obat kerinduan bagi mata. Mata tadinya
sakit, dia hidup tanpa kehijauan, dia merintih kesakitan yang berbalut dingin
yang mencekam. Bukankah hijau merupakan tanda kehidupan?
İstanbul,
sebuah keindahan ibu kota dunia.
Hijau
perlahan menghiasi kota ini. Taman yang ada di setiap sudut jalanan, kini telah
mulai hidup kembali. Tidak hanya hijau, akan tetapi berwarna-warni.
Lale,
begitulah orang Anatolia menyebut bunga ini dengan Bahasa Turki. İya, bunga
tulip menjadi bunga pertama yang mewarnai Istanbul
city. Tulip yang terkenal dengan Belanda-nya, kini tumbuh di negara
asalnya, Turki, kota penerus Kerajaan Usmani.
-o0o-
Daus,
lelaki 28 tahun.
Seumur-umur
Daus baru menyaksikan keindahan bunga tulip yang kedua kali. Daus genap dua
tahun berada di Turki. Artinya, musim semi ini adalah momen musim semi kedua
yang akan ia jumpai.
Setelah
lama berfikir, Daus tidak berani merubah namanya. Gadis tempo hari adalah satu
dari seratus orang yang menertawainya. “Masa aku harus mengganti nama hanya dengan
tawa kecil seorang gadis yang baru kukenal kemarin sore,” ucapnya dalam hati.
“Alangkah
indah makna dari Jannatul Firdaus, sebuah surga yang bernama Firdaus, tempat
yang akan dihadiahkan Tuhan kepada hamba-Nya yang telah mendapat ridho-Nya,”
pikir Daus lagi.
“Untuk
apa memikirkan perkataan orang lain, lebih baik aku menjadikan namaku sebagai
motifasiku tuk maju ke depan”, tambahnya.
Daus
mendekati bunga-bunga tulip yang berada di taman seberang rumahnya. Dia terdiam
dan kembali berpikir.
“Rosda.
Siapa sebenarnya kamu? Seorang yang datang lalu tiba-tiba menjadi beban
pikiranku, bahkan aku begitu terpengaruh hanya dengan tawa kecilnya.”
-o0o-
Bunga
tulip sebenarnya hanya bunga liar yang tumbuh di kawasan Asia tengah. Pada awal
tahun 1000-an orang-orang Turki baru mulai membudidayakan bunga tulip. Tidak sedikit
yang mengagumi bunga ini. Jika pengagum tulip yang mendatangi Belanda berjumlah
ribuan, kini yang berkunjung ke Turki karena tulip tidaklah sedikit. Tulip kembali
dibudidayakan oleh masyarkat Turki. Mungkin ‘Era Bunga Tulip’ yang terkenal di
masa Sultan Ahmad III itu akan terlahir kembali di era ini.
-o0o-
Rosda,
gadis 17 tahun.
Siapa
sangka, ternyata gadis itu telah berada di dalam taman bunga tulip di seberang
rumah Daus. Ada sebuah kamera yang asyik dia gunakan untuk mengabadikan
keindahan alam Tuhan. Dia adalah satu dari ribuan penggemar bunga tulip di
dunia.
“Assalamu’alaikum.
Wah, ada Rosda disini?” tanya Daus menyapa.
“Wa’alaikumsalam.
Loh! Kak Daus disini juga?”jawab Rosda dengan wajah kaget.
“Iya
dong. Sedang tidak ingin melewatkan keindahan yang Allah ciptakan. Lagian rumah
kakak ada di seberang. Tuh!”sambil menunjuk rumah.
“
Kalau Rosda, bukannya di Galatasaray juga ada Lale?”
“Hmm,
suka Lale juga yah kak Daus, samma dong.”
“Iya
kak, ada sih. Cuman belum terlalu mekar kayak disini,”sambungnya lagi.
Kali
ini Rosda tersenyum manis sekali, semanis bunga tulip yang mekar di taman itu. Mungkin
hatinya penuh dengan kegembiraan; gembira bertemu dengan bunga-bunga tulip yang
indah, gembira bertemu dengan Daus yang tampan.
-o0o-
Daus,
lelaki tampan dari Lamongan.
Daus
teringat dengan kota tanah kelahirannya. Di Lamongan sangat jarang sekali ada
taman bunga. Apalagi bunga yang semacam bunga tulip ini. Bunga sih ada, tetapi
tidak dalam bentuk taman yang luas seperti yang dibudidayakan di Turki. Di Turki,
bunga adalah kehidupan. Tentunya taman menjadi sebuah kepentingan yang khusus. Hampir
di setiap kota, kabupaten, kecamatan, sampai di desa-desa pun terdapat taman
yang khusus untuk pemandangan bunga-bunga yang indah.
İstanbul
adalah kota yang mempunyai banyak taman. Taman-taman itu selalu ramai, apalagi
di waktu akhir pekan. Tidak hanya sebagai penikmat keindahan bunga, orang-orang
Turki pada umumnya datang bersama keluarga untuk berpiknik bersama, di
tengah-tengah taman ini, bermesra ria dengan sanak famili meski hanya seminggu
sekali. Sesuatu yang jarang ditemukan di Indonesia.
Daus
juga membawa sebuah kamera, meski hanya dari handphone yang berkualitas beberapa megapixel saja.
“Kak
Daus, mau aku foto tidak? Sama bunga tulip, nanti aku kasih ke kakak pakai flashdisk file-nya gimana?”tanya Rosda
menawarkan.
“Daripada
foto pakai hape butut begitu hehe..”tambahnya lagi.
“Enak
saja dibilang butut, lumayan ini meski cuman 8 megapixel. Oke, kakak terima tawarannya.”
Di
sebuah kesempatan yang tidak Rosda ketahui, Daus sengaja memotret gadis itu
bersama indahnya bunga tulip dari Usmani.
-o0o-
Bunga
tulip mempunyai banyak nama, hadiah dari para juri manusia, penikmat bunga-bunga
yang telah dibuat jatuh cinta. Di antaranya ada “Those that burn the heart”, “Matchless Pearl”,
“Rose of colored Glass”, “Increaser of Joy”, “Big Starlet”, “Star of Felicity”,
“Diamond Envy”, atau “Light of the Mind”.
İya,
itulah nama-nama pemberian mereka karena nilai kesempurnaan yang mereka rasa. Ada
jenis bunga tulip khusus yang menjadi standar kesempurnaan. Ukuran tinggi,
kerampingan kelopak bunga, bentuk helaian tulip yang sempit dan halus tetapi
kuat, warna-warnanya yang satu, juga ukuran panjang dan lebar yang sempurna. Begitulah,
menjadi sempurna memang sulit. Banyak keriteria yang harus dimiliki dan
nantinya menjadi pemenang.
Musim
semi menjadi momen tersendiri. Ada banyak pameran yang diselenggarakan di musim
ini, khususnya dalam perlombaan bunga tulip itu sendiri.
Ada
juga sebuah karya seni yang terkenal dengan Ebru.
Yaitu, melukis Lale dengan minyak di
atas genangan air. Sebuah karya yang indah dan cantik.
-o0o-
Rosda,
gadis manis dari Istanbul.
Gadis
ini mulai masuk ke hati Daus secara perlahan. Perjumpaan antara Daus dan Rosda
adalah peristiwa yang bukan kebetulan, mesti ada campur tangan Tuhan yang
mempertemukan. Ada banyak hal yang berada di luar perkiraan manusia. Salah satunya
adalah perkara jodoh.
Daus
dan Rosda, apakah jodoh? Pertanyaan ini menjadi tema khusus di akhir-akhir ini,
pikir Daus.
Rosda
terlihat sempurna layaknya bunga bernama Those
that burn the heart, yang perlahan telah membakar hati Daus.
Tiit..
Tiiit!!!
Suara
klakson mobil terdengar keras.
“Rosda!
Yuk pulang!!!”
Sebuah
teriakan terdengar dari pinggir jalan. Adalah suara seorang lelaki. Seketika
Daus mengarahkan pandangannya ke arah orang itu.
“Iya
Kak Aziz! Sudah selesai kok,”jawab Rosda sambil pergi menuju mobil itu.
Dia
lupa melambaikan tangan perpisahan ke arah Daus.
“Aziz?
Siapakah lelaki itu?”tanya Daus dalam hati, “Siapa lelaki yang membuat Rosda
melupakan ucapan perpisahan?”
Kahramanmaras
Turki, 09 Maret 2014
Komentar
Posting Komentar