Pesan Buat Santriku..

NASEHAT KH. HASAN ABDULLAH SAHAL
KH. Hasan Abdullah Sahal

Masa belajar kuliah, mondok, dengan segala fenomena suka dukanya, pahit dan manisnya, adalah masa yang paling indah. Dikejar, dipanggil Keamanan, terlambat datang wesel, dan lain sebagainya. Maka, jangan sampai dicemari oleh perilaku yang merugikan dan yang membikin rugi.

Kalau ia kuat di waktu muda, akan kuat di waktu tua, lemah di waktu muda, akan lemah di waktu tua, dan itu adalah lemah kepribadian. Fisik penting, tetapi kepribadian lebih penting dan lebih lama masanya.

Jangan menunda-nunda berbuat baik, untuk menuju kemajuan dan terapkan benar-benarاغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . Pandai-pandailah memilih yang benar, baik dan berguna. Untuk itu, Islam sebagai cermin dan bercerminlah dengan tuntunan Islam.

Kehidupan santri berjiwa dan berpola harus tetap mengedepankan syari’at daripada yang lain. Sekarang penyerapan alumni pesantren terhadap nilai-nilai pesantren, beragam dan bertingkat-tingkat, tidak pada tempatnya lagi ada orang yang mengaku merasa paling mengerti dan menguasai nilai-nilai pesantren, sebab setiap pesantren mempunyai spesifikasi sendiri.

Maka dalam menuntut ilmu jangan mudah-mudah terbawa arus luar, seperti kasbur rizqi, hubbul jahi, hubbul madzhar, dan sebagainya. Tantangannya berat, sebab ternyata bangsa ini dan bangsa-bangsa berkembang banyak yang kurang sadar pendidikan. Diduga ini ditanamkan oleh zeonisme, penjajah untuk melestarikan cengkramannya di dunia, dan sejarah membuktikan. Masa belajar seperti ini ada godaan, tantangan yang tak henti-hentinya datang. Yang bodoh, pintar, miskin, kaya, ganteng, cantik, jelek, baik, sakit, sehat, semuanya tergoda. Misalnya ”kalau ada santri atau orang tua sering keluar dan kenalan, berhubungan dengan orang luar pondok itu indikasi bahwa/berarti tidak bakat mondok atau memondokkan anak dengan kesiapan menerima segala resikonya.”

Kita wajib mendidik wali santri, dan wali santri tersebut lebih baik mencabut pulang anaknya kalau sudah tidak niat belajar lagi, daripada nantinya kena tindakan pemulangan. Tidak ada istilah terpengaruh, ikut-ikutan, dipaksa, dan semacamnya, bagi pelanggar disiplin.

Gontor, Februari 21, 2008
( Sumber : catatan Fb beliau KH. Hasan Abdullah Sahal )

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer