Cinta Bukan Alasan
Cinta
oh cinta... Anak-anak SD pun sudah kenal dengan cinta, sudah bisa membeli bunga
untuk diberikan kepada teman gadis kecil sebangkunya, lalu berkata aku cinta
bla bla bla bla... ketika kita menyalakan televisi ada cinta di semua cannelnya,
ketika membaca buku eh buku cinta kebanyakannya. Cinta.. cinta.., sebenarnya kamu
itu siapa?
İya,
aku percaya cinta itu indah, bahkan semua orang perlu tahu dan memahami cinta. Betapa
indahnya hidup ini, hidup dengan penuh kecintaan kepada sang kekasih. İkhlas ketika
memberi, memberi tanpa mengharap balas budi, semuanya dengan sepenuh hati, demi
kebahagiaan pujaan hati. İya iya, that’s good thing. Tetapi cinta yang ada di
pemahaman anak-anak bangsa adalah “cinta
is pacaran” ini yang tidak bisa dimaafkan.
Siapa sih yang tidak tertarik
ketika mendengar kata “cinta”? aku yakin semua tertarik dan faham bahwa cinta
adalah satu hal yang positif. Namun ketika kita mengartikan cinta dengan
pacaran lalu dengan dukungan media yang setiap jamnya menebarkan cinta dalam
film-filmnya, adik-adik kita yang belum cukup umurnya akan salah
mengartikannya, lalu terbelahlah pikirannya. Akhirnya ketika ke sekolah tujuannya
bukan satu, tetapi seribu, cewek ini atau cewek itu, cowok ini atau cowok itu. Kasihan
adik-adikku ini. Entah sudah berapa generasi bangsa yang menjadi korban cinta, (cinta
monyet hehe, tambah kasian lagi dengan disebut monyet).
Moral
anak-anak bangsa sudah berubah. Dunia yang semakin sempit menawarkan berjuta
hal baru yang kadang kita tidak tahu apakah itu masih dalam lingkup moral yang
baik. Hal-hal baru itu begitu menarik, sampai-sampai kita tidak sempat untuk
memikirkan baik maupun buruk, tetapi yang ada di pikiran kita hanya ‘aku harus
mengikuti hal baru itu’.
Alangkah
indah hidup mereka yang sudah menghirup udara iman dalam Islam. Merasakan kesejukan,
menghirup udara bersih karena atmosfir Islam itu bersih. Semua yang ada dalam
diri Muhammad adalah keindahan dan kesempurnaan. Dia mengajarkan akhlak terpuji
kepada seluruh umat. Muslim atau bukan muslim pun mengakui, tanpa harus ada
yang diragui, tentunya yang sudah benar-benar meneliti. Dalam hidupnya ada satu
cinta, “cinta kepada Allah dan umatnya”. İndonesia, Negara yang bermayoritas
muslim terbesar dunia betapa mulianya jika teladan dan idolanya adalah Muhammad,
namun sayang seribu sayang tidak sedikit yang terlupa akan kemuliaan akhlaknya,
lalu mencari idola selainnya.
Kembali
ke cinta!
Sudah
berapa berita sih yang kita dengar tentang anak SD yang mesum, anak SMP, SMA,
dan bahkan mahasiswa yang mesum. Tahu tidak jurus apa yang membuat sepasang
anak ini rela melakukan perbuatan itu? Yaitu jurus cinta.
Sudah
berapa kabar toh yang kita dengar tentang anak gadis yang hilang atau dibawa
kabur oleh kekasihnya. Tahu tidak amalan apa yang membuat sepasang anak ini
tega mengerjakan perbuatan itu? Yaitu amalan cinta.
Atau
cerita tentang kawin lari sepasang kekasih dikarenakan tidak mendapatkan restu
dari kedua orang tuanya. Dan alasan terkuat dari semua itu adalah “karena cinta”.
Wahai cinta, mohon maaf ya sebelumnya sekarang aku mengatakan bahwa itu semua adalah
gara-gara kamu!
Bukan,
sebenarnya bukan salah cinta. Kita sebenarnya yang salah dengan mengatasnamakan
cinta ketika memulai segala hal, meski itu adalah perbuatan amoral. Entahlah,
menurutku cinta bukanlah alasan dari segalanya. Bukanlah karena cinta kita
menikah, bukan karena cinta kita bekerja. Benar apa yang pernah dikatakan Umar
bin Khattab kepada seorang yang menceraikan istrinya dengan sebab ‘aku sudah
tidak cinta dia lagi.’ Umar berkata, “Apakah semua rumah disini dibangun dengan
atas nama cinta?”
İya,
aku setuju dengan pepatah, “You cannot live without love”, anda tidak mungkin
hidup tanpa cinta. Namun benar juga pepatah lain, “It is better to love girl
you marry rahter than marrying the girl you love”, lebih baik kamu mencintai
wanita yang kamu nikahi daripada menikahi wanita yang kamu cintai. Entahlah, yang
jelas cinta itu buta. Ketika kita sudah dibutakan dengan cinta, lalu kita
menghalalkan segala cara. Namun berbeda buta kita dalam kecintaan kepada Rabb
kita, kita melakukan segalanya demi ridho-Nya, artinya bukan segala cara.
Catatan
kesendirian, mohon maaf jika tidak berkenan, sudilah kirimkan nasehat maupun
saran, karena kita tidak memiliki sifat kesempurnaan.
Kahramanmaras
Turki, 17 Nov 2013
Komentar
Posting Komentar