Kupun ingin Kau Ada di sampingku

Tabiat dari sebuah cinta adalah rasa tak ingin berpisah. Perpisahan adalah hal yang sangat dihindari. Saraf-saraf seorang pencinta akan menjadi tergoncang saat mendengar kata perpisahan. İa sangat mencemaskan adanya kepergian seperti kecemasannya terhadap api neraka. Seorang pencinta akan sangat mencintai adanya hubungan komunikasi, perjumpaan dan  pertemuan.

Namun antara kau dan aku masih terdapat dinding yang tebal, yang selama belum halal dinding itu akan selalu ada, menghalangi cinta kita.


Kita terlalu muda untuk mengenal cinta dan itu adalah kesalahan kita. Waktu sendiri seperti ini seseorang yang memiliki kekasih, apakah tidak mendambakan kekasih. Waktu sang kekasih butuh perhatian, butuh sapaan, butuh kehangatan, siapa lagi yang dia harapkan kecuali kehadiran sang pasangan yang sudah terikat erat di dalam hati. Bersabarlah, aku juga sedang belajar  bersabar. Adakalanya rindu itu memuncah tinggi, sampai-sampai tak terbendung lagi. Namun apa yang bisa kita lakukan saat ini? Sekarang kita tidak bisa, hingga waktu tertentu nanti.

Bukankah ridho-Nya yang kita damba? Tidakkah ridho-Nya di atas segalanya? Kalau begitu untuk apa kita ragu, mari kita raih ridho-Nya itu. Sampai hari dimana kudatang menghampirimu, lalu membawamu ke alam pertemuan sepasang kekasih murni. Aku pun ingin kau selalu berada di sampingku, menemani seluruh warna warni hidupku. Bersabarlah! Waktu itu sebentar lagi. Mari berdoa agar kehendak-Nya mengiringi harapan kita ini. Percayalah kepada-Nya, kebijaksanaanNya yang terbaik untuk semua.

Catatan pagi, Kahramanmaras Turki, 18 Nov 2013

Komentar

Postingan Populer