Dalam Keluarga


Bismillah di setiap permulaan kebaikan. Jika ada yang bertanya kepadaku tentang bagaimana cara menulisku saat ini. Maka jawabannya adalah aku hanya menuliskan hal-hal yang berkeliaran dalam pikiranku, lalu menuangkannya ke dalam tulisan. Bukan sekedar hanya tulisan, namun yang aku usahakan adalah penyampaian kata-kata yang tepat sehingga menjadi kesatuan yang indah dan bermanfaat. Semoga. Amin.

Di hari kemenangan yang mulia ini, berbagai macam tata dan cara yang berbeda tampak memeriahkan kemenangan. Tidak hanya dari satu bangsa, tetapi seluruh dunia islam. Begitu penuh warna warni yang begitu menyibukkan mata untuk melihatnya. Begitu menarik hati, menggugah jiwa, dan menyenangkan. Seperti inilah tampilan wajah islam, agama Allah yang hak.

Satu diantaranya adalah persaudaraan. Hanya dimiliki oleh islam, bukan yang lain. Jika mereka mengatakan persaudaraan itu hanya ada dalam darah keturunan ataupun persaudaraan itu ada jika sudah tertulis dalam selembar kertas hukum dan bercap, tetapi islam bukan karena perkara darah atau hukum buatan manusia. Seluruh umat muslim adalah saudara, saudara semuslim dan seiman dalam sebuah keluarga islam yang mendamaikan. Bahkan persaudaraan yang karena iman terasa lebih kuat daripada persaudaraan yang karena faktor darah keturunan saja. Dan keindahan ini yang hanya terjadi di antara muslim dan muslim yang lainnya. Subhanallah.

Silaturrahim adalah satu acara terbesar setelah berpuasa penuh di bulan ramadhan. Bahkan seluruh belahan dunia merayakannya. Mereka bersalam-salaman, saling berpelukan, saling berbagi senyum, saling kunjung-mengunjungi, saling bermaaf-maafan, saling berbagi suka dan duka, dan seterusnya. Apa yang sudah Rasulullah SAW ajarkan adalah mutiara-mutiara paling berharga yang sangat merugi jika kita tidak mengamalkannya. Begitulah persaudaraan yang sesungguhnya.

Permasalahan kadang datang, namun permasalahan tidak datang tanpa solusi. Di dalam keluarga sangat memungkinkan adanya permasalahan baik yang tampak dari luar maupun dari dalam. Kadang dalam keluarga kita selama bertahun-tahun satu permasalahan saja tidak pernah selesai. Banyak faktor yang menyebabkan itu. Diantaranya; tidak adanya saling memahami, saling mencurigai satu sama lainya, berburuk sangka, sifat dengki, rakus harta, wibawa dan lain-lain. Kita sebagai umat Nabi Muhammad harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika kita dihadapi oleh satu hal yang tidak baik maka tindakan pertama yang harus kita kerjakan adalah memperbaiki atau paling tidak meninggalkannya. Rasulullah adalah teladan abadi bagi seluruh umat manusia. Bahkan beliau adalah seorang yang tanpa cela. Kenapa kita begitu merasa hina mengikuti teladan kita? Dan kita begitu percaya diri ketika melanggar ajarannya lalu mengikuti orang lain yang sudah jelas salahnya?

Selama kita tidak berfikiran atau melakukan sebuah kejelekan, maka kita tidak akan dihampiri oleh kejelekan. Karena kejelekan yang datang kepada kita, sangat mungkin terjadi sebab perbuatan yang telah kita perbuat sendiri. Oleh karena itu kita lebih dianjurkan untuk mengintrospeksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum menyalahkan orang lain.

Keadaan keluarga kita saat ini bermacam bentuknya. Keluarga kita ada yang sedang lapar, ada yang sedang berperang, ada yang sedang dianiaya, ada yang sedang dilanda bencana, ada yang berpesta ria, ada yang lupa akhirat dan selalu ingat dunia. Sesama saudara harusnya kita begitu berani. Berani untuk berbagi sepiring nasi kepada saudara kita yang lapar atau berani membantu saudara yang dilanda perang tanpa henti oleh tentara-tentara zionis walau itu hanya melewati sebuah doa. Sesama saudara harusnya kita bisa merasakan bagaimana rasanya ketika saudara kita dianiaya dan dilanda bencana. Lalu menolongnya dengan semangat persaudaraan dan melewati segala rintangan. Ketika ada saudara kita yang terlalu ingat dengan dunia, lupa akan tujuan sebenarnya, kita sebagai saudara harus tampil mengingatkan tanpa rasa segan atau takut. Karena kita adalah saudara dalam satu keluarga islam. Apa kita rela saudara kita jatuh pada lobang yang salah?

Kekeluargaan yang ada dalam tubuh islam begitu kuat. Mereka para musuh islam sangat benci melihat kekeluargaan kita yang harmonis. Itulah yang menyebabkan mengapa mereka selalu berusaha merobohkan bangunan persaudaraan kita. Rasa iri dan dengki menyelimuti hati para musuh islam. Itulah motifasi mereka untuk menghancurkan. Sadarlah kita! Sadarlah! 

Tanyakan dalam diri kita, “Kemanakah rasa persaudaraan kita?”

Monolelo, 21 agustus 2012 

Komentar

Postingan Populer