Ketika kehidupan itu Hanyalah Permainan

Sore ini aku menghadiri salah satu acara dari perlombaan 17 agustus yang di selenggarakan oleh remaja-remaja dusunku. Nama perlombaannya, lomba mengaitkan topi. Peserta yang mengikuti bermayoritas anak kecil setara tingkat sekolah dasar dan tengah. Kedatanganku bukan karena factor kesengajaan. Ketika aku sedang mengembalikan motor ke rumah nenek, nenek meminta tolong kepadaku untuk menjemput adik-adik kecil. Dikarenakan waktu sudah terbilang malam dan anak kecil di waktu itu biasanya sudah berdiam di rumah masing-masing dan terlelap.

Ternyata perlombaan belum selesai. Aku pun terpaksa menunggu sambil menyaksikan. Aku memanfaatkan waktu ini untuk mencari inspirasi dan ide berkaitan dengan judul yang akan aku tulis.

Permainan atau yang terkenal dengan bahasa Inggris ‘game’ sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan sudah menjadi sesuatu yang sangat akrab di kehidupan keseharian. Apalagi anak-anak kecil zaman ini, hampir semua mengenal dan menggemari. Ada berbagai macam bentuk permainan dan lefel tingkatannya. Ada yang sulit, pertengahan, juga ada yang mudah. Memang butuh kesungguhan dan keseriusan untuk memainkan sebuah permainan. Akan tetapi, salah-salah banyak yang terlena dan lalai dengan game, bahkan ketagihan. Memang terkadang kita terhibur dengan adanya permainan, tetapi ketika kita tidak bisa menggunakannya dengan baik, permainan itu menjadi boomerang yang akan menyerang kita. Kadang kita lupa waktu, waktu yang begitu berharga terbuang sia-sia dan berubah bukan emas lagi.

Menyaksikan pertunjukan dalam perlombaan tadi mengingatkanku akan kehidupan dunia yang hanya sebuah permainan semata. Permainan yang membutuhkan, memakan, dan melalaikan waktu. Permainan yang berakhir di ujungnya. Permainan yang jika kesungguhan tidak kita gunakan, sudah pasti kita jauh dengan keberhasilan. Permainan yang ada pengaturnya, ada pemainnya, ada tempat dan aturannya, dan seterusnya.

Dalam dunia game kita tahu bahwa hal yang dicari di ujung permainan adalah kesenangan, tantangan, dan kadang hadiah. Kehidupan dunia ini merupakan hal yang tidak terus menerus ada atau tidak kekal. Akan ada sebuah ujung yang pasti, namun belum kita ketahui. Sama halnya dengan game yang berujung antara dua hal, kalah dan menang. Apakah kita akan kalah? Atau akan menang? Atau kita seperti seorang yang bermain tidak mengharapkan kalah dan menang, hanya bermain sekedarnya, hanya mencari kesenangan dan tantangan, atau hanya bermain indah saja.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” ( Q.S Al-Hadid 20)

Lefel tingkat sebuah permainan berbeda-beda. Setingkat dengan kemampuan yang kita miliki. Jika tidak, kita tidak akan sanggup memainkan permainan itu. Berawal dari lefel yang mudah atau rendah, lalu bertambah tingkatannya seiring bertingkatnya kemampuan kita. Semakin kita sering bermain game maka kita akan semakin mudah dan memahami ataupun melewati lefel yang lebih tinggi.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al Baqarah 286).

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Al-Insyirah 5-6)

Semoga kita selalu bisa memainkan peran pemain ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita berdoa,

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.” (Q.S.Al Baqarah 286).


Monolelo, 20 agustus 2012

Komentar

Postingan Populer