Apakah Seluruh Sahabat Rasulullah Orang Arab?
Jika anda
berfikiran bahwasanya para sahabat Rasulullah hanya orang Arab, maka anda
salah. Di antara mereka pun ada
sahabat yag berasal dari
kebangsaan lain.
Orang-orang yang beriman kepada
Rasulullah (saw) bukan hanya mereka yang datang dari semenanjung Arab saja,
akan tetapi mereka yang berasal dari negara-negara tetangga pun ada yang
mendapatkan kehormatan menjadi sahabat belau (saw). Idenditas kebangsaan mereka
tidak lebih dikedepankan dari agama layaknya hari ini. Rasulullah (saw) telah
menyatukan orang-orang, kesukuan, dan perbedaan bahasa mereka dalam satu hati,
lalu mewarnai mereka dengan warna islam. Iya, dengan begitu, ada beberapa pesan
untuk umat Islam hari ini dari para sahabat yang non-Arab pada
zaman itu. Oleh karena itu, mari kita mengenali mereka.
Para
sahabat dari Ethiopia
Kita mengetahui bahwa orang-orang Ethiopia adalah yang terbanyak dari para
sahabat yang memiliki kebangsaan lain dalam deretan para sahabat Rasulullah.
Lebih tepatnya adalah orang-orang Habasyah. Dr. Mehmet Efendioglu, seorang
peneliti topik ini mengatakan bahwa ada 45 sahabat yang berasal dari Habasyah. Di antara mereka pun ada yang wanita. Ummu
Aiman yang kita ketahui sebagai perawat Sayyidina Rasulullah (saw) pun termasuk
di antara para sahabat wanita Habasyah. Dia selalu berada
di samping Nabi (saw), telah menyaksikan masa kecil beliau, dan meriwayatkan
beberapa hadits. Selain itu, namanya pun ada di antara orang-orang yang
mendapat kabar gembira surga. Namun yang paling terkenal tentunya Bilal
al-Habasyi, orang pertama yang mengumandangkan azan. Dia terlahir di Mekkah
sebagai seorang anak dari keluarga budak. Dia menutup kedua matanya
terakhir kali di Syam. Namun dia telah hidup dalam sebuah kehidupan yang tidak
dapat kita utarakan dengan kata-kata. Bilal al-Habasyi yang merupakan salah
seorang Mukmin pertama kepada Rasulullah (saw), telah menempuh banyak
penyiksaan karena dia memilih agama Islam. Namun dia tidak pernah menyerah
untuk berjalan di jalan Rasulullah. Dia telah berhijrah bersama beliau
dan menjadi seorang prajurit yang tidak pernah berubah dalam tentara
Islam. Sebenarnya Bilal al-Habasyi tidaklah sendiri di jalan itu. Ada
banyak sahabat yang berasa dari Habasyah ikut berbagi takdir dengan
Bilal. Kebanyakan keluarga mereka dibawa ke tanah Arab sebagai budak dan
kemudian menjadi terang dengan cahaya Rasulullah (saw). Beberapa yang dapat
kami sebutkan adalah Asim al-Habasyi, Bahira ar-Rahib al-Habasyi as-Syami,
Ju'al al-Habasyi, Durais ar-Rahib, Abrahah al-Habasyi, Abrahah bin Sahab
al-Habasyi, dan Anjasya al-Habasyi.
Wahsyi yang ingin membunuh Rasulullah (saw) dalam
perang Uhud, namun kemudian beriman pun datang dari negara Habasyah.
Para
sahabat yang datang dari keturunan Bani Israil
Ada juga Bani Israil yang termasuk dalam orang yang berhak memiliki sifat sahabat
Rasulullah (saw). Dr. Mehmet Efendioglu dalam penelitiannya yang bernama "Para
Sahabat Non-Arab" menyebutkan ada 43 orang
sahabat dari Bani Israil. Di antaranya yang berasal dari keturunan
Israil adalah Abdullah bin Salam bin Haris al-Israili, Abdurrahman bin Simak
al-Yahudi, Abdurrahman bin Zabir al-Kurazi, Abdul Quddus al- Israili, dan Ali
bin Rifa'a al-Kurazi. Ali bin Rifa'a al-Kurazi adalah paman dari Safiyyah binti
Huyay istri Rasulullah (saw). Dia
melihat Rasulullah saat berhijrah ke Madinah dan beriman. Dia pun menjadi
perantara 10 orang di sampingnya menjadi Muslim. Namun kemudian dia dikeluarkan
oleh orang-orang Yahudi. Sedangkan Abdullah bin Salam adalah seseorang yang
nasabnya sampai pada Nabi Yusuf (as).
Rasulullah (saw) mengganti seseorang yang bernama Husain dengan
Abdullah. Dia dididik sebagai seorang rabi karena ayahnya adalah seorang
pembesar agama. Namun dia selalu menunggu Nabi yang menjadi kabar gembira dalam
Kitab Taurat dan dia melihat Rasulullah saat berhijrah, lalu beriman. Satu
keitimewaannya yang lain adalah persahabatannya dengan Umar bin Khaththab pada
saat fathul Quddus. Kemudian dia meraih reputasi sebagai perawi hadits dalam
kehidupannya.
Para
sahabat berasal dari Persia
Salman al-Farisi merupakan salah satu sahabat yang berasal dari Iran, dialah
yang memberikan ide untuk menggali parit saat Perang Khandak dan berkat dirinya
Kota Madinah pun terselamatkan. Namun selain dirinya pun ada yang berasal dari
tanah itu, beriman kepada Rasulullah dan bergabung dengan para sahabat. Tapi
jumlah mereka lebih sedikit daripada yang lain. Dr. Mehmet Efendioglu
menyebutkan ada 17 nama yang menjadi sahabat Rasulullah (saw) yang berasal dari
Iran. Salah satu namanya pun seorang
wanita: Amatul Farisiyyah. Dia terlahir di kota Isfahan Iran, namun oleh
karenanya adalah seorang jariyah, dia bertemu dengan Nabi Terakhir (saw) di
Madinah. Bahkan berkat Salman al-Farisi, dia mendapatkan kesempatan untuk
sampai kepada Rasulullah. Abu Kabsyah al-Farisi, Abu Mansur, dan Abu Uqbah
adalah para sahabat yang dikenal dari Iran. Abu Kabsyah al-Farisi adalah
seorang budak yang telah dibeli oleh Rasulullah dan kemudian dibebaskan.
Sedangkan Abu Uqbah adalah seseorang yang ikut bergabung dalam barisan umat
Muslim dalam Perang Uhud. Tidak lupa juga pada Safinah al-Farisi yang
telah mengabdi kepada Rasulullah selam 10 tahun. Rasulullah (saw)lah yang
memberikan gelar 'safinah' yang bermakna kapal kepadanya. Diapun telah
meriwayatkan 14 hadits.
Para sahabat yang
berasal dari Koptik
Dalam sejarah, nama Koptik ada sebagai masyarakat yang tinggal di
Mesir. Oleh karena tanah mereka dekat dengan tanah suci, masyarakat Koptik pun
mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Rasulullah (saw). Jumlah mereka
diketahui sebanyak 8 orang. Nama-nama mereka masing-masing sebagai berikut:
Jabr bin Abdullah al-Kibti, Ma'bur al-Kipti, Salih al-Kipti, Ya'kub al-Kibti,
Ya'kub al-Kibti al-Fihri, Abu Rafi' al-Kibti, Mariyyah binti Syam'un al-Kibti,
dan Syirin al-Kibtiyyah. Kedua nama dari
nama-nama ini adalah sahabat wanita.
Para sahabat yang
berasal dari Romawi
Orang-orang yang merupakan para
sahabat bukan Arab dan mengejutkan kita adalah mereka yang berasal dari Romawi.
Hanya tujuh orang; Addas an-Ninowi, Bakum ar-Rumi, Bakum ar-Rumi an-Najjar, Bal'am ar-Rumi, Jabr ar-Rumi, Azraq bin
Uqbah ar-Rumi, dan Zinnirah ar-Rumiyyah.
Zinnirah ar-Rumiyyah adalah sahabat wanita dari mereka. Dia bertemu
dengan Islam di Mekkah. Telah dikatakan bahwa dia datang kesini sebagai
jariyyah. Setelah masuk Islam, dia merubah namanya menjadi Zunayra. Dia
merupakan sosok penting sebagai salah seorang wanita yang pertama menerima dakwah
agama Islam. Dia telah menempuh perlakuan yang buruk dari Abu Jahil saat masih
budak, oleh karenanya dia kehilangan kedua matanya. Dia dibeli dan dibebaskan
oleh Abu Bakar as-Siddiq. Menurut riwayat, dia kembali dapat melihat
karena sebuah doa yang dia panjatkan kepada Allah Ta'ala. Sedangkan Addas
an-Ninowi adalah seorang sahabat yang terlahir di kota Ninowa yang bersejarah.
Dia pun seperti para sahabat non-Arab yang datang ke tanah suci sebagai budak
dan kemudian mendapatkan kemuliaan agama Islam. Bakum ar-Rumi berkenalan dengan
Rasulullah (saw) saat sedang berdagang dan beriman. Jabr ar-RUmi pun bertemu
Rasulullah (saw) dalam keadaan budak, dia tidak mengatakan keislamannya secara
terang-terangan karena rasa takut kepada tuannya.
Diterjemahkan
oleh Al-Akh Abdul Aziz, dari makalah berjudul “Sahabilerin Hepsi Arap Miydi” Majalah Yeni Bahar.
(http://yenibahar.zaman.com.tr/toplum/sahabilerin-hepsi-arap-miydi_552410)
Komentar
Posting Komentar