Jihad Tidak Hanya "Peperangan" Saja!
Apakah makna asli jihad yang berusaha diukir di kepala
kita sebagai 'Perang suci', benarkah hanya perang saja? Apa yang harus dilakukan untuk
saudara-saudara kita yang menderita sebab kezaliman para zalim di segala
penjuru dunia, bagaimana kita harus berjihad?
Rasulullah (saw) telah bersabda,
“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang
padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia
mengetahuinya.” Jadi, apakah para tetangga yang ada di sekitar rumah kita
saja? Kita hidup bersama selama bertahun-tahun sebagai sebuah bangsa, tidakkah
ada perasaan kepada tetangga perbatasan kita yang juga bersujud kepada Allah
sebagaimana kita? Apakah kita dapat mendengar suara saudara kita yang menderita
di bawah tekanan kezaliman di Suriah, Iraq, Palestina, dan mungkin juga karena
bukan tetangga dekat kita pun kadang terlupa di Myanmar dan Turkistan Timur,
bisakah kita mengulurkan tangan kita? Tentu saja, kita harus memberikan bantuan
kemanusiaan sebaik mungkin kepada mereka atas
penganiayaan dan penyiksaan orang-orang zalim yang tidak mengenal aturan dan
nilai-nilai etika. Namun yang harus kita lakukan tidaklah itu semata. Selain
itu, Allah Ta'ala pun telah mewajibkan 'jihad dengan nyawa dan harta benda
kita'...
Alangkah menyedihkannya ironi jihad
di hari ini, mereka menganggap diri mereka sebagai orang Muslim, namun mereka identik
dengan kelompok-kelompok teroris yang tidak berhubungan sama sekali dengan
Islam. Ada banyak teroris yang telah tertipu dari mereka yang memenggal kepala
hingga yang meledakkan diri sendiri di berbagai tempat, sayang sekali mereka
percaya bahwa itu adalah jihad. Sampai ada yang pergi ke Suriah untuk menjadi 'mujahid',
bahkan ada juga yang tidak bergerak seperti mereka namun meyakini bahwa
perbuatan mereka itu adalah benar. Ihwal ini bukanlah bentuk pengabdian pada
Islam, akan tetapi pada sebutan dunia Barat kepada jihad sebagai 'perang
suci' saja. Dengan begitu, makna
sebenarnya dari jihad pun dipersempit dengan perang. Kata Bahasa Arab yang
berasal dari dasar j-h-d (jim - ha' -
dal) ini memiliki makna 'menggunakan seluruh kekuatan'. Secara agama, kata jihad
digunakan sebagai sebuah nama dari segala macam perlawanan di jalan Allah dengan mengorbankan jiwa dan
harta benda sekalipun. Meskipun ada beberapa cendekiawan Islam yang memiliki
pandangan berbeda, menurut pandangan yang telah menjadi tradisi, jihad
terbagi menjadi dua; besar dan kecil. Jihad besar adalah
perlawanan terhadap hawa nafsu manusia, termasuk berperang dengan
keinginan-keinginannya, dengan demikian jihad besar memiliki sebuah
dimensi maknawi/spiritual. Adapun jihad
kecil disebutkan pada perlawanan yang dilakukan atas nama penyebaran iman
kepada semua manusia dan perang pun ada di bawah bab ini. Ahmad Kurujan (Teolog
dan Penulis Turki), mengingatkan bahwa kedua jihad ini perlu memiliki
keseimbangan yang sama satu sama lain, sebaliknya hanya akan merusak
keseimbangan di dalam jihad itu sendiri. Keseimbangan rusak ini akan menjadikan
kekurangan jihad kecil (materi) melahirkan kemiskinan, sedangkan kekurangan
jihad besar (maknawi) melahirkan keanarkian.
Poin pentingnya adalah seseorang yang telah kalah dalam jihad kecil,
maka keberhasilannya dalam jihad besar sangat jarang atau tidak mungkin. Karena
sebagaimana sabda Rasulullah (saw), "Mujahid yang sebenarnya dalah
seseorang yang berjihad dengan nafsunya."
Selama
Rasulullah (saw) hidup, berapa hari beliau berjihad?
Jihad diwajibkan kepada
orang-orang Mukmin, namun bukan berarti sepanjang umur kita harus berlalu
dengan perang. Ketika kita melihat dalam kehidupan Rasulullah (saw), entah
kenapa yang kita ketahui dari Sejarah Nabi selalu peperangannya saja. Tentunya
bagi kita Perang Badar, Uhud, dan Khandak sangatlah penting, namun Ali Demirel
(teolog, penulis, dan kepala Yayasan Jalan Rasulullah (di Turki saat itu))
membuat sebuah perhitungan yang impresif berkenaan dengan topik ini: "Kehidupan
kenabian Rasulullah berlangsung selama 23 tahun. Ini berarti 8 ribu hari.
Kira-kira, berapa hari yang beliau gunakan untuk berperang dari hari-hari itu?
Semua peperangan telah kami hitung. Perang Badar hanya berlangsung dalam 3 jam, Perang
Uhud 5 jam, Perang Khandak sedikit berbeda, dan
Fathul Mekkah hanya satu jam saja. Jika ditambahkan dengan Perang Tabuk dan sisa
lainnya, maka peperangan itu hanya satu hari dari umur Rasulullah. Mari kita
tambah lagi dengan keberangkatan sejak keluar dari rumah sampai pada medan peperangan
dan juga kepulangan beliau, maka menjadi 392 hari. Kita melihat 'hanya 392 hari
dalam 8 ribu hari...' selain itu, kehidupan Rasulullah (saw) kebanyakan beredar
dalam orbit perdamaian dan kami mengatakan bahwa, tidak pernah sama sekali ada
darah di pedang Rasulullah (saw)."
Iya, kehidupan Rasulullah (saw)
berlalu bersama peperangan di jalan Allah bila diperlukan, dan kebanyakannya
berlalu dalam perdamaian dan dakwah kepada kedamaian juga keselamatan. Memang
Islam secara kata terdiri dari makna 'perdamaian, keselamatan'. Selain itu,
beliau adalah Muhammad Al-Amin yang terpercaya, peperangan beliau tidak pernah
dilakukan terhadap sebuah kaum dan menyerang mereka atas dasar pemaksaan
agama. Sebagai contoh, alasan Perang
Badar adalah untuk menghalangi persiapan perang orang Quraisy yang dilakukan
menggunakan keuntungan yang didapat dari barang dagangan mereka. Perang Uhud,
dilakukan dengan musuh yang telah siap untuk membalas dendam
kekalahan para Perang Badar kepada Rasulullah (saw). Adapun Perang Khandak
adalah sebuah perang pertahanan terhadap pasukan gabungan antara Yahudi dan
orang musyrik Quraisy kabilah Arab yang tujuan mereka adalah menyerang Madinah.
Dalam peperangan yang sebabnya adalah pertahanan atau penghalangan, orang-orang
Mukmin berjihad dan bergelut dengan nyawa dan harta, mereka mengharapkan
kematian di jalan Allah Ta'ala. Rasulullah (saw) bersabda, "Demi jiwa
Muhammad yang ada di tangan-Nya. Sungguh aku berharap bisa berperang lalu aku
terbunuh, kemudian (hidup lagi) untuk berperang lalu aku terbunuh, kemudian
(hidup lagi)..." dalam sebuah hadits. Selain itu, tujuannya bukanlah
membunuh tapi menghidupkan, karena jika manusia hidup, maka kemungkinan untuk
mengenal dan mengetahui Allah Ta'ala itu ada. Hal ini menurut Rasulullah 'lebih
baik daripada segala sesuatu di permukaan bumi'. Dan memang seluruh jihad
dilakukan untuk mengumumkan nama Allah Ta'ala. h.cetinkaya@zaman.com.tr
Istanbul Turki, A4, 16/10/15
Diterjemahkan oleh Al-Akh Abdul Aziz, dari makalah dalam majalah Yeni
Bahar berjudul “Cihad sadece savas degil!” (http://yenibahar.zaman.com.tr/diger/cihad-sadece-savas-degil_544436)
Komentar
Posting Komentar