Kami tidak akan mendengarkan dan menaatimu hingga kau diperhitungkan!
Suatu hari Khalifah Umar (ra) memulai khutbah dengan mengenakan sebuah
pakaian yang baru, ketika dia berkata, "Dengarkan
dan taatilah!.." salah seorang dari jamaah berteriak, "Wahai Umar, kami tidak mendengarkanmu!"
dan kemudian dia melanjutkan seperti ini:
"Meskipun semua orang telah mendapatkan kain
secara rata dari ghanimah, aku mulai membolak-balikkannya sendiri namun aku
tidak juga dapat menjahit sebuah pakaian. Tapi aku melihatmu telah dapat
menjahit sebuah pakaian dari kain itu sendiri. Kau telah memberikan kepadaku
setengah, sedangkan kepada dirimu seutuhnya dari harta rakyat; bagaimana ini
bisa terjadi?"
Umar bin Khaththab (ra) tanpa merubah sikap di atas minbar, memberikan
hak berbicara kepada putranya Abdullah untuh menjelaskan; dia pun menjelaskan
bahwa dia telah memberikan bagiannya kepada ayahnya dan dengan menggabungkan
dua bagian ini, lalu dia menjahitkan sebuah pakaian untuk sang khalifah. Orang
yang memprotes itupun puas dengan penjelasannya, sekarang dia bersemangat dan
dengan hati bergembira
berkata, "Sekarang berbicaralah
wahai Umar, kami akan mendengarkan dan menaatimu!"
Dia yang mengingatkan adalah seseorang yang memiliki keberanian madani
seperti ini, dia adalah seorang intelektual. Sedangkan pemimpin mereka pun
adalah seseorang yang menghormati kebenaran dan keadilan.
(Istanbul, A4, 12/10/15)
Diterjemahkan oleh Al-Akh Abdul Aziz, dari
tulisan di bawah ini:
Hesabını
vereceğin âna kadar seni dinlemiyoruz ve sana itaat etmiyoruz!
Hazreti
Ömer (radıyallâhu anh) bir gün üzerinde yeni bir elbiseyle hutbeye başlayıp
“Dinleyin ve itaat edin!..” deyince, cemaatten biri “Ey Ömer, seni dinlemiyoruz
ve sana itaat de etmiyoruz!” diye bağırmış ve sözüne şöyle devam etmişti:
“Ganimetten herkese eşit kumaş düştüğü halde, ben o kumaşı evde evirdim
çevirdim kendime bir elbise çıkartıp diktiremedim. Ama bakıyorum ki sen kendine
o kumaştan bir elbise diktirebilmişsin. Milletin malından bana yarım, sana tam;
bu nasıl oluyor?” Hazreti Ömer, minberde hiç tavrını bozmadan meseleyi
açıklaması için oğlu Abdullah’a söz vermiş; o da, babasına kendi hissesini
verdiğini ve bu iki pay birleştirilerek halifeye bir elbise diktirildiğini
anlatmıştı. İtiraz eden adam bu açıklamayla tatmin olmuş, adeta coşmuş ve
memnuniyetle “Şimdi konuş ey Ömer, artık seni dinler ve sana itaat ederiz!”
demişti.
Uyaran
böyle medeni cesarete sahip, tam entelektüeldi. İşin başındaki serkâr da o
kadar hakperest ve adalete saygılıydı.
Sumber: http://www.herkul.org/bamteli/bamteli-muhasebe-ufku-ve-sahabe-yolu/
Komentar
Posting Komentar