Astaghfirullah!


Tadinya aku berniat untuk tidak menulis di malam ini. Ada materi ujian penting yang harus aku persiapkan dengan baik untuk esok hari. Namun, sepertinya ada hal yang kurang yang aku rasakan di dalam hati jika melewati hari tanpa mencatat. Ada dua kabar gembira di malam ini, satu dari GIA (Gema Ilmiah Ankara), dan dua dari FLP (Forum Lingkar Pena) cabang Turki. Keduanya adalah kabar gembira tentang terpilihnya esaiku ke dalam sepuluh terbaik dan diterimanya keanggotaanku di FLP Turki.


Setelah memposting kabar gembira ini, beberapa ucapan selamat dan pujian datang menyapa. Entah, oleh karena sudah terbiasa mengucapkan astaghfirullah aku pun menjawab ucapan dari kawan-kawan dengan diawali kata ini. Ada yang tahu tidak kenapa kok ucapan astaghfirullah terucap setelah kata-kata pujian?

Perlu teman-teman ketahui bahwa kata astaghfirullah di negara Turki merupakan ungkapan untuk merendahkan diri agar tidak sombong atau ujub. İya, seperti yang sudah teman-teman ketahui arti dari kalimat ini “Aku memohon ampun kepada Allah dari segala dosa”. Jadi, ketika ada dari teman-teman yang memuji kebaikan seseorang atau kelebihan seseorang, biasanya ucapan astaghfirullah akan refleks keluar dari bibir mereka.

Ada dalam hadis dikatakan “Meski kamu tidak berbuat dosa sama sekali, yang aku takutkan dari kalian adalah sifat ujub.” Kurang lebih begitu sabda Rasulullah saw. Ujub adalah sifat sebangsa sombong. Ketika kita mendapatkan pujian atau sanjungan mungkin saja kita bergembira dan berbunga-bunga. Tapi ada yang perlu kita takutkan; jangan-jangan kita telah berbuat ujub. Dalam hadis lain, “Ada tiga hal yang dapat menghancurkan seseorang; sifat pelit yang ditaati, nafsu yang dituruti, dan ujub (rasa kagum dengan diri sendiri).”

Tatkala kita berbuat kebaikan lalu seseorang memuji kita, dan hati kita dimasuki ujub. Maka kebaikan itu seakan terhapus. Jadi, ujub itu berbahaya. Ada yang mengatakan ujub itu dengan the silent killer, karena secara diam-diam kebaikan kita habis terkikis. Yang perlu kita ketahui lagi, sifat ini dimiliki oleh Iblis, Firaun, dan Qarun seperti yang tercantum dalam Al-qur’an.

Akhirnya, jangan sampai sifat ujub ini masuk ke dalam hati kita. Baik juga mengikuti budaya orang Turki dengan mengucapkan astaghfirullah agar terjauh dari ujub. Namun jangan sengaja malah menggunakannya untuk menunjukkan jika kita berendah hati. Astaghfirullah...

Kahramanmaras Turki, 14 Januari 2014 

Komentar

Postingan Populer