Pemandangan Pasar Sabtu


Salah satu pemandangan yang akan anda jumpai di kota Kahramanmaras terutama pada hari sabtu adalah pemandangan pasar. Sekitar pukul 15.00 aku dan Ali—seorang anak Lise keluar dari rumah menuju beberapa tempat untuk beberapa keperluan. Tujuan kami yang terakhir adalah tempat fotocopy dan toko alat tulis. Ada beberapa catatan pelajaran yang akan harus aku ambil, yaitu beberapa catatan pelajaran untuk ujian. Sedang si Ali mau membeli beberapa alat tulis.


Letak toko itu tepat di depan kampusku. Aku hanya perlu berjalan selama 10 menit saja dari kediamanku. Sebelum sampai ke toko, aku harus melewati sebuah pasar, pasar sayur mayur yang segar. Aku dan Ali cuman lewat saja. Pasar ini cuman ada di hari sabtu. Sebenarnya kalau hendak langsung ke kampus tidak perlu melewati jalan ini. Hanya berjalan lurus saja, sedangkan tadi kami memutar dari jalan bagian atas. Kami mengunjungi sebuah toko buku dan membeli beberapa buku di wilayah atas sebelumnya. Oleh karena itu perjalanan agak terlihat memutar.   



Tahun lalu setiap hari sabtu kami rajin datang ke pasar ini. Harga yang ada di pasar ini lumayan murah, apalagi buah dan sayurannya segar, langsung datang dari perkebunan. Namun tahun ini kami tidak sering lagi mengunjungi. Mungkin karena rumah kami dekat dengan toko sayuran, makanya ada perasaan malas untuk pergi ke pasar ini.



Ah, aku terfikir untuk membagikan pemandangan di pasar ini. Dua tiga jepret sudah aku lakukan, rencananya malam ini kan aku post di web. Eh, aku teringat pasar sabtu di kota halong, Kalimantan Selatan. Waktu itu aku masih kecil, masih berumuran anak SD. Kota Halong masih kota kecil, kabarnya pasar sabtu disana sedang dibangun. Kabar itu aku dapat dari sahabat yang kebetulan tadi memberikan pesan tulisan dan fotonya melalui whatsapp.

Ada rasa rindu tuk mengunjungi pasar sabtu itu. Aku masih ingat, dulu kalau mau pergi ke pasar harus naik mobil angkutan. Biasanya mobilnya penuh dan penuh dengan ibu-ibu rumah tangga. Kira-kira masih ada tidak ya mobil itu? Anak-anak cowok atau bapak-bapak biasanya berdiri di belakang. Waduh, kalo ingat pasar aku juga harus ingat jalan menuju pasar. Jalannya alhamdulillah beraspal, alhamdulillah juga berlobang-lobang, belum lagi ketika hujan. Entah saat ini apa masih seperti itu. Mudah-mudahan saja tidak.

Mengingat kota Halong, membuatku teringat dengan Abah. Dia sekarang masih disana, sendiri. Tidak seperti dulu, kami sekeluarga bersama disana. Abah disana bekerja, menjaga rumah, mengelola kebun, mengajar, meramaikan masjid, dan banyak lagi. Namun sayangnya Abah sendiri, tidak tega tuk mengingatnya, namun mau bagaimana lagi. Sedang Bunda dan anak-anak lainnya berada di Jawa semua. Dulu, Abah lah yang selalu mengantar Bunda dan kami ke pasar. Kami selalu menaiki mobil tadi sebelum Abah membeli motor. İya, setelah mempunyai motor Abah mengantar Bunda dengan menggunakan motor.

Ketika Bunda berbelanja di dalam pasar, aku, adik, dan Abah biasanya menunggu di depan Bank BRI. Duduk-duduk di atas motor, di teras rumah-rumah penduduk, atau kadang keluar masuk Bank. Aku juga ingat, ketika pulang Abah pasti membelikan kami minuman sprite dan makanan ringan. Aku juga ingat, di pasar sabtulah aku dan adikku Udin bercukur. Saat itu alat cukur masih manual, tidak pakai listrik. Model cukuran kami juga menarik, botak dan tersisa secuil rambut di tengah, kalau tidak salah potongan itu disebut cukur kuncung.

Pemandangan pasar sabtu Halong hari ini;



Banyak kenangan di pasar sabtu. Pasar sabtu dengan sejuta kenangan di masa lalu....


Kahramanmaras Turki, 11 Jan 2014

Komentar

Postingan Populer