Tentang Rindu
Rindu...
Rindu,
seperti tanah kering yang memandang langit, memelas hujan.
Rindu,
seperti dingin di musim dingin, tak kunjung hangat.
Rindu,
saat hangat menjauh, dan dingin mentertawai, di tengah musim dingin.
Rindu,
yang terbisik dalam hati hanya bertemu bertemu bertemu....
Rindu,
kau terasa saat dia tiada, jika ini sebab cinta, yakinlah dia pun sedang
merasa. Rindu akan selalu menjadi rindu, hingga waktu berpihak kepadaku.
Rindu,
semakin hari semakin terasa, akan selalu tersimpan, karena tak harus jumpa.
Rindu,
seperti sebuah luka, kenapa harus ada cinta, padahal belum waktunya. Rasakanlah
derita, sampai kau temukan penawarnya. Andai rindu seperti awan, hanya berlalu,
tanpa beban.
Rindu.
Tentang semua tulisan di dinding ini, di hari ini, adalah segenggam ungkapan
dari hati. Bagaimana aku menikmati rindu, yang memenuhi isi kalbu. Bukan galau
yang menyertai, karna kutulis bersama senyum yang mengiringi.
Rindu,
iya. Rindu adalah anugrah dari Allah. Insan yg berhati nurani, punyai rasa
rindu. Rindu pada kedamaian, rindu pada kebenaran, rindu pada ketenangan,
rindukan kesejahteraan, dan juga kesetiaan.
Rindu,
layaknya gelombang yang menghempas, tapi melengkapi pemandangan laut lepas.
Rindu,
inilah yang membuat seorang berlari di tengah padang pasir nan panas, ketika
melihat sebuah pohon nan rindang, meski itu jauh tanpa batas, berteduh sekilas,
lalu kembali melangkah tanpa bekas.
Rindu,
rasakanlah gemuruh rindu. Rindu, rasakanlah desiran rindu. Gemuruhnya bernada
cinta, desirannya berlantun suka.
Rindu,
bersemayamlah dalam kalbu, tumbuhlah seiring waktu, berkumpullah sesukamu,
suatu waktu kukan persembahkanmu, pada pemilik sesungguhmu.
Rindu,
cukuplah sekian. Kumau belajar, besok masih ada ujian. ^ ^
Kahramanmaras
Turki, 09 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar