Sana Yakışmıyor!
Seminggu berlalu, di hari ke-6 dalam minggu ujian ini hari inilah yang bagiku terasa sangat berarti. Dalam bahasa buku RisalahNur, aku sedang mendapatkan “tamparan kasih sayang”. Begitu keras, sampai terasa di dalam kalbu.
Materi
ujianku adalah Al-qur’an. Ada beberapa hafalan yang harus aku setorkan kepada
Dosen si setiap semesternya. Tidak seperti biasanya, hari ini aku begitu
tenang. Aku duduk di samping teman sekelas, di seorang Imam di sebuah mesjid yang terbesar di Kahramanmaras. Umurnya jauh
di atasku, tapi semangat belajarnya luar biasa. Beliau memiliki suara yang
merdu, seperti imam-iman besar di Mekkah misalnya.
Ujian
pun berlangsung. Kami duduk berhadap-hadapan dengan dosen. Satu per satu kami
mendapat giliran menghafal halaman yang dosen kami minta. Giliranku adalah
setelah temanku tadi. Ketika datang giliranku, hati sudah terasa tenang dan
damai. Karena dimulai dengan ayat Al-qur’an yang mendamaikan, apalagi yang
melantunkan adalah seseorang yang bersuara merdu. Soal pertama lancar
alhamdulillah, kedua juga lancar dengan agak sedikit terbata, ketiga setelah
seperempat perjalanan hafalanku terputus, akhirnya dosen memberikan yang
keempat. Alhamdulillah itu juga lancar, namun setelahnya pak dosen berkata; “Kasih
juga artinya dengan bahasa Turki!”
Dek!
Jantungku seperti berhenti. Sudah 3 tahun berlalu, setiap semesternya aku tidak pernah ditanya tentang terjemahan. İya, terjemahan memang harus kami ketahui, pak dosen juga sudah mengingatkan di saat perkuliahan. Tapi, karena aku terbiasa tidak ditanya, untuk ujian saat ini aku tidak mempersiapkan.
“Belum saya persiapkan pak,”jawabku sambil menunduk malu.
“Ayıp yaptın,” kata beliau lirih. “Tahu artinya ayıp?” lanjut beliau. “Sana yakışmıyor demek. Yang kamu kerjakan ini tidak pantas bagimu,” jelas beliau. Jelas aku bertambah merunduk, rasa malu menyelimuti hati. Seperti ditampar, tapi tamparan ini penuh dengan kasih sayang. Kulihat wajah beliau ketika menyebutku begitu, beliau terlihat ikhlas dan berperasaan, tidak dengan teriakan marah.
Akhirnya, aku mulai berfikir, bahwa bisa jadi selama ini beliau ber-khusnuzan kepadaku. Yaitu, selama ini aku tahu terjemahan yang memang sengaja tidak beliau tanya. Nah, ketika beliau tanya sekarang dan aku tidak bisa menjawab, runtuhlah khusnuzan itu.
Selama perjalanan kembali menuju rumah, kata-kata “sana sakışmıyor!” ini selalu terngiang di telingaku. Aku pun teringat banyak hal berkaitan dengan Sana Yakışmıyor!
Seperti;
Mungkin orang tua kita berbaik sangka ketika jauh dari rumah. Mereka mengira kita selalu berada dalam keadaan yang baik, selalu ingat dengan sholat, dll. Karena waktu kita pulang, kita menampakkan wajah baik, sikap dan perlakuan yang sopan. Hingga orang tua pun tidak terfikir dengan kemungkinan anaknya berbuat yang tidak baik. Lalu suatu hari secara tidak sengaja, mereka melihat kita dalam keadaan yang tidak terkira sebelumnya. Mereka kecewa, lalu bisa jadi akan keluar kata-kata dari mulut mereka, “Sana Yakışmıyor!”
Seperti;
Ketika kita adalah orang yang terkenal baik, semua orang tahu itu dan mereka memberikan rasa hormat kepada kita karena kita adalah orang baik. Anggapan baik ini sudah menjadi baju kita. Namun di saat yang lain, tanpa diduga kejelekan kita tampak di hadapan mereka. Saat itu juga, sangat mungkin sekali mereka akan berkata “Sana Yakışmıyor!” karena kekecewaan mereka kepada kita.
Dan seperti banyak lagi. Aku terfikir, andai Allah tidak menutupi semua kekurangan dan kejelekan kita, sudah berapa kata “Sana Yakışmıyor!” yang menghujani kita. Entah berapa, yang jelas tidak sedikit. Ya Allah ya Satir, tetap jagalah rahasia-rahasiaku, ampunilah dosa-dosa hamba-Mu ini.
Ucapan dosenku hari ini “Sana Yakışmıyor!” memberikan pejaran penting bagiku. Banyak orang yang berprasangka baik kepada kita, namun kita tidak menyadari hal itu. Prasangka baik itu perlu kita jaga, dengan sebaik-baiknya. Dari prasangka yang baik, akan ada kepercayaan. Kepercaan tidak akan ada tanpa prasangka yang baik. Mari ber-khusnuzan dan mari menjaga khusnuzan!
Kahramanmaras Turki, 10 Jan 2014
Komentar
Posting Komentar