Agar Tidak Terpaksa Membayar Diyat...

 

   
    


        Apa itu 'Diyat'? Diyat yang dimaksud disini berbeda dengan istilah yang ada di ilmu fikih. Diyat yang dimaksud disini adalah sesuatu yang harus dibayar sebagai imbalan atas sesuatu. Ketika seseorang memberikan pertolongan kepada seseorang, namun pertolongan itu dilakukan dengan harapan mendapatkan pertolongan lain di kemudian hari, maka diyat adalah sebuah bentuk balas budi yang harus dilakukan oleh orang yang pernah ditolong.

        Dalam berkhidmah diyat adalah hal yang perlu kita hindari. Kita perlu memiliki pemahaman "Selalu memberi atas nama Allah, menerima juga atas nama Allah Swt." Kita tidak boleh menerima apapun dari orang-orang ghafil yang memberikan sesuatu bukan karena Allah, yang memberi tapi mengharapkan balasan lain dan pamrih. Mari kita dengan perkataan Ustazd Badiuzzaman Said Nursi dalam hal ini, "Ahli dunia, khususnya yang ahli dhalalah, mereka tidak akan memberikan harta dengan harga yang murah. Tapi malah menjualnya dengan harga yang mahal. Terkadang, sebagai balasan atas satu harta yang digunakan untuk menolong untuk kehidupan dunia selama satu tahun, bisa menjadi sebab akan hancurnya sebuah kehidupan abadi yang tidak terbatas. Mereka menginginkan harga yang berkali-kali lipat lebih sebagai balasan atas pertolongan yang mereka lakukan."

        Hojaefendi mengingatkan kita bahwa orang-orang yang membangun pertolongannya tanpa mengharapkan ridha Allah dan hanya untuk kepentingan materi dunia saja akan terus mengejar Anda meminta diyat dan balasan sepanjang umur Anda. Semua niat orang yang melakukan perhitungan dengan perhitungan duniawi sama seperti ini. Oleh karena itu, Maulana Khalid al Baghdady memberikan sebuah contoh yang sangat bagus berkaitan dengan kehati-hatian dan kesensitifan kita dalam hidup. Beliau memberikan peringatan kepada para murid dan santrinya untuk bisa menghadapi berbagai macam hal negatif, "Jangan sekali-kali berteman dan terikat dengan ketulusan yang berlebihan kepada orang-orang kaya, para penguasa dan pemimpin. Mereka ingin menggunakan jamuan yang mereka lakukan, pujian yang mereka utarakan, dan bahkan senyuman mereka sebagai wasilah rusywah (menyogok). Jika Anda masuk ke dalam pengaruh mereka, maka Anda akan terpaksa membayar diyat seumur-umur Anda. Oleh karena itu puaslah dengan imkan yang Anda miliki, jangan membuka tangan kepada siapapun. Ingat bahwa para penguasa ingin membuat Anda tetap terkendali dengan belenggu yang mereka pasang di tangan dan lengan Anda.”

        Oleh karena itu, independensi khidmah ini harus ditekankan secara hati-hati. Kehati-hatian harus tetap diberikan secara sungguh-sungguh, untuk memastikan bahwa pelayanan yang dimulai secara merdeka ini, terus lanjut bergerak dengan kebebasan.

Bandung, 6 Sep 2023

Komentar

Postingan Populer