Tujuan Khidmah: 1. Ridha Allah

       
        Tujuan kita  adalah ridha Allah Swt. Kita tidak mengenal dan tidak mengetahui gaye-i hayal (idealisme) yang lebih besar daripada itu. Untuk mencapai tujuan itu, kita memilih jalan dan metode i'lâ-kalimatullah (mengagungkan nama Allah). Kita tidak mengakui adanya tugas yang lebih besar dari itu. Dalam menempuh jalan ini, kita bertekad untuk tidak pamer karena keagungan tugas yang kita emban dan tidak perlu khawatir serta bimbang dalam menghadapi kecaman orang lain. 

        Mereka yang menganggap keridhaan Allah Swt sebagai tujuan terbesar mereka, sejak awal telah mendambakan hal yang paling mahal di dunia, dan karena alasan ini, bahkan jika mereka menghabiskan seluruh hidup mereka untuk mencapai tujuan ini, mereka tetap saja melihatnya sebagai hal yang kecil. Untuk mencapai tujuan ini pun mereka berusaha untuk terus berlari dan berjuang di jalan i'la kalimatillah, mereka berusaha beristikamah agar nama besar Allah Azza wa Jalla terdengar di seluruh penjuru dunia. Mereka menganggap hal tersebut sebagai cara dan wasilah terbaik. Khususnya saat ini, tugas untuk 1) memastikan bahwa agama Islam dipahami dengan benar, 2) mencegah penafsiran yang salah dan menyimpang, serta 3) memperbaikinya atau melakukah islah (perbaikan), merupakan hal-hal yang sangat penting dalam topik ini. Ya, menjelaskan bahwa sikap dan perilaku orang-orang yang mengira dirinya berbuat baik atas nama agama lalu melakukan kekerasan dan menumpahkan darah adalah sesuatu yang salah, serta mengungkap jati diri Islam yang sebenarnya, yang berasal dari akar kata “silm” yang artinya kedamaian dan kesejahteraan, adalah salah satu cara yang paling mudah dan singkat untuk mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

        Saat ini, kita sebagai kalbu-kalbu yang telah beriman, kita harus berniat dan berusaha menggunakan cara-cara seperti itu agar bisa mencapai keridhaan Allah Swt. Oleh karena itu, kita mengupayakan pemahaman Islam yang benar, yang hakiki, yang datang dengan perintah kebenaran dan menanamkan kebenaran. Kita pun berusaha menyadarkan kalbu-kalbu masyarakat akan universalitas agama Islam dan merangkul seluruh umat manusia. Selain itu, kita juga berusaha untuk menciptakan suasana dan atmosfer rekonsiliasi antara orang-orang dengan pemahaman, pandangan dunia, dan filosofi hidup yang berbeda. Dengan demikian kita bisa menunjukkan bahwa ada kesamaan yang dapat kita bagi kepada orang lain meski dari budaya dan pemahaman yang berbeda-beda. 

        Sekarang, jika Anda menerima kebenaran luhur yang coba diungkapkan ini, jika Anda telah mengabdikan hidup Anda untuk ini, jika Anda memenuhinya dalam bentuk sebuah pengabdian dan dedikasi, maka Anda akan terkejut dengan ungkapan mereka seperti, “mereka ingin ini, mereka mau demikian” dan Anda akan menganggap permintaan mereka sebagai sebuah sikap tanazzul (merendahkan). Karena kita mendambakan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka kita berusaha menggunakan akal, gagasan, pemikiran, perasaan, penalaran, logika yang merupakan modal penting bagi kita, untuk bisa mengevaluasi kehidupan yang pernah Allah Swt berikan kepada kita. 

        Pikiran-pikiran ini harus ada di lisan dan hati setiap orang. Maksudnya, pikiran-pikiran mulia demikian harus tersampaikan dengan baik kepada semua orang. Ya, dalam setiap kesempatan dan dimana pun kita harus menekankan dan menjelaskan bahwa kita tidak mempunyai sisi tertutup. Hal itu harus kita ungkapkan dengan sikap dan perilaku, kita juga harus melakukan tindakan dan kegiatan secara transparan dan menyampaikannya kepada siapapun secara transparan.

Bandung, 6 Sep 2023

Komentar

Postingan Populer