Tujuan Khidmah: 4. Membangun Sebuah Dunia yang Dihuni dalam Damai

        


        Dalam rangka memahami maksud khidmah dan pengabdian yang terinspirasi oleh Hojaefendi, berikut adalah perkataan beliau tentang alasan dan tujuan lainnya;

        "Saat ini, tidak ada sebuah dunia yang dibangun dengan cara berperang dan menumpahkan darah dan dunia yang seperti itu pun tidak dapat diterima dengan baik. Fakta bahwa penyerangan dan gerakan pendudukan yang dilakukan secara terbuka dan terang-terangan hingga kemarin, meski kini ditampilkan berbeda dengan kamuflase tertentu tetap tidak mempengaruhi hasil. Reaksi dan tanggapan yang dirasakan dan ditunjukkan terhadap setiap kejahatan dan keburukan sedang dan akan ditunjukkan sebagai sebuah kemunafikan dan hipokrit. Oleh karena itu, penting untuk mengulangi hal ini dengan jelas dan pasti sekali lagi: bahwa mulai sekarang, setiap keseimbangan mana pun yang ingin dibangun dengan menggunakan kekerasan maka akan runtuh secepat mungkin, dan mereka yang menyebabkannya akan tetap berada di bawah puing-puing reruntuhan. Saya pikir kita telah melihat contoh paling mencolok dari hal ini di Korea, Vietnam, negara-negara Teluk, dan Somalia. Nenek moyang kami berkata, “Su testisi su yolunda kırılır.” (Kendi air akan pecah di saluran air.) Mereka yang datang ke suatu tempat dengan menghancurkan sesuatu, mereka akan meninggalkan tempat tersebut dengan cara dihancurkan. Jika kita melihat sekeliling kita saat ini, dengan mempertimbangkan pengulangan sejarah, apa yang menanti kita besok akan terlihat lebih jelas."


        "Ya, yang pasti dunia kini sedang dalam proses restrukturisasi demi pembaharuan. Ketika musimnya tiba, penataan ini pasti akan terjadi. Ketika hal ini terjadi, kita akan menghadapi sebuah dunia mengejutkan yang dibentuk dalam iklim cinta kasih dan toleransi, bukan sebuah dunia yang dipenuhi dengan dendam dan kebencian hingga saat ini. Dalam penataan baru ini, seluruh umat manusia akan rela menerima usulan para arsitek baru tersebut. Dalam pengertian ini, mereka yang berusaha dan bekerja keras, yang hati nurani masyarakatnya terbuka dengan harapan dan mendudukkannya di singgasana hati, akan selalu meninggalkan jejak yang permanen, dan kalaupun hilang, jejaknya akan terus berlanjut selama berabad-abad. Saya dengan sepenuh hati percaya bahwa khidmah yang seperti itu adalah apa yang perlu dilakukan saat ini, dan saya berpendapat bahwa impian masa depan yang beraroma musim semi hanya akan menjadi kenyataan dengan upaya seperti itu. Oleh karena itu, saya merekomendasikan kepada teman-teman dekat dan kolega saya untuk melakukan berbagai macam usaha yang permanen dan benar-benar bermanfaat, daripada upaya sementara, musiman dan tidak menjanjikan, dan saya tidak akan menahan diri untuk mengulangi nasihat yang sama selama saya hidup."


______ 

Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya.

Bandung, 13 Sep 2023

Komentar

Postingan Populer