Dunia Masa Depan

        Selama ini konflik selalu menjadi hal yang diinginkan oleh beberapa pusat kekuasaan. Dengan kata lain, massa disiagakan terhadap musuh yang lebih bersifat khayalan daripada musuh nyata, yang sering dianggap ada dan dianggap sebagai bahaya besar, dan dengan cara ini massa dipersiapkan untuk menghadapi segala macam perang.

        Sebenarnya dari dulu hingga sekarang, baik agama yang dicontohkan oleh Nabi Musa As., oleh Nabi Isa As., ataupun oleh Nabi Muhammad Saw., tidak ada agama samawi mana pun yang diridhai oleh Allah Swt, yang didasarkan pada konflik dan perperangan. Jangankan itu, agama-agama ini dan khususnya Islam, telah menyatakan perang terhadap fitnah, perselisihan, konflik dan kezaliman di muka bumi. Islam itu berarti kedamaian, kepercayaan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, dalam agama yang mengutamakan keamanan dan perdamaian dunia, hal-hal seperti perang dan konflik hanya bersifat 'aridhi (insidental).  Adanya sikap yang dikecualikan sebagaimana sebuah tubuh yang mempertahankan diri untuk mengusir mikroba yang sedang menginfeksi tubuh yang sehat - yang toh dilakukan dalam kerangka prinsip-prinsip tertentu - selalu menghembuskan angin perdamaian dan kesejahteraan.

        Ya, Islam telah menganggap perang sebagai sebuah peristiwa alam dan insidental yang disebabkan oleh sifat manusia dan telah menetapkan aturan-aturan tertentu untuk menyeimbangkan dan membatasinya. Misalnya firman Allah,“Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.” (QS. al-Maidah, (5): 8)  menjadi dasar keadilan dan perdamaian dunia. Hal ini telah menciptakan garis pertahanan berdasarkan prinsip-prinsip mengenai perlindungan agama, nyawa, harta, keturunan, dan akal, yang juga diterima oleh sistem hukum modern. Di sisi lain, agama Kristen, yang sejak awal ingin menjadi agama cinta, tidak menetapkan aturan tertentu mengenai peperangan, yang merupakan realitas kemanusiaan. Akibatnya, tidak dapat mencegah terjadinya perang dunia, perang seratus tahun, Nagasaki, dan Hiroshima.

        Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk melanjutkan hembusan angin toleransi dan dialog yang telah dimulai sekarang dengan rahmat dan kemurahan hati Allah Swt, serta memiliki kemampuan untuk menyebar ke seluruh dunia sampai batas tertentu, dan Insya Allah kami akan membantah mereka yang membuat prediksi negatif tentang masa depan - seperti ungkapan "Clash of Civilizations" (perbenturan peradaban). Karena kita yakin angin sepoi-sepoi ini cukup kuat untuk mengalahkan senjata mematikan, pasukan mekanis, dan banyak hal negatif lainnya. Fakta bahwa pesan baru ini, yang perencanaannya didasarkan pada zaman yang sangat lama, lalu diungkapkan dan dipentaskan di setiap segmen masyarakat merupakan sebuah pujian ilahi terhadap para pejuang cinta (muhabbet fedaileri) saat ini.

        Dalam hal ini, kita mengatakan bahwa toleransi dan dialog harus direpresentasikan dengan cara yang terbaik dan menjadi contoh bagi seluruh dunia dalam hal ini. Dengan demikian, orang-orang yang menganut agama samawi yang berdasarkan nilai-nilai yang sama akan berkumpul di sekitar nilai-nilai tersebut dan Insya Allah umat manusia akan mengalami musim semi yang baru dan penuh berkah sebelum hari kiamat.

______ 

Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya." 

Bandung, 13 Sep 2023

Komentar

Postingan Populer