Hikmah Berkhidmah: 2. Isytiraakul A'mal al Ukhrawi

        


        Ustadz Badiuzzaman Said Nursi dengan jelas mengemukakan masalah isytiraakul a'mal al ukhrawi (mengerjakan hal-hal yang bersifat ukhrawi dengan sistem kerjasama) di berbagai bagian dari kitab Risalah Nur. Beliau menyatakan bahwa setiap orang yang berada dalam lingkaran hizmet-i imaniye ve kur'aniye (pengabdian pada iman dan Al-Quran) akan saling berbagi amal kebaikan yang diperoleh oleh umumnya peserta. Pada dasarnya, pemahaman ini sangat sesuai dengan lathifah-lathifah dunia metafisik yang bersifat nurani (bercahaya). Karena benda-benda yang nurani akan dipantulkan dengan bentuk yang sama. Misalnya, sebuah bayangan lampu di dalam ruangan dengan cermin di empat dindingnya akan muncul di semua cermin secara bersamaan. Demikian pula dengan pahala amal-amal ukhrawi dan nurani, secara tidak terpecah-pecah akan dicatat dalam buku amal setiap orang yang ikut serta dalam pekerjaan itu, sebagai sebuah rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


        Bertindak bersama atau bekerjasama dalam suatu pekerjaan akan menjadi wasilah pada sebuah kesuksesan dan keberhasilan yang besar dalam urusan duniawi. Jika kita melihat permasalahannya dengan contoh yang diberikan oleh Ustadz Badiuzzaman; Ketika sepuluh orang mencoba memproduksi jarum jahit secara terpisah, mereka hanya dapat membuat tiga jarum sehari, namun mereka yang bertindak dengan prinsip teşrik-i mesai (kerja sama) dan taksim-i a’mâl (pembagian kerja) dan masing-masing mengharuskan produksi jarum, ada yang membakar tungku, ada yang membawa besi, ada yang melubangi, dan ada yang membuat runcing, maka terlihat setiap orang membuat tiga ratus jarum setiap hari. Sekali lagi, dengan contoh yang diberikan oleh beliau, jika empat atau lima orang membawa lampu, satu membawa minyak tanah, satu membawa sumbu, satu membawa botol, dan satu lagi membawa korek api dan menyalakan lampu, maka masing-masing dari mereka akan mendapat manfaat penuh dari cahaya tersebut. Hojaefendi menambahkan, "Saya pikir, seseorang yang melihat bahwa isytiraakul a'mal dapat mempermudah dan membawa keberkahan dalam urusan duniawi akan lebih memahami bagaimana prinsip kemitraan akan membawa kemakmuran dan keberkahan dalam urusan ukhrawi yang transparan dan nurani.

 
        Jika kita melihat permasalahan ini dari sudut pandang ini, kita dapat mengatakan sebagai berikut: Saat ini, dengan karunia dan karunia Allah Ta'ala, seluruh amal baik yang diperoleh dari pelayanan dan khidmah baik yang dilakukan di seluruh dunia dan dalam berbagai tingkat kehidupan adalah amalan setiap individu yang menjalankannya dengan rahasia isytiraakul a'mal al ukhrawi, akan terekam dalam buku catatan secara utuh, tanpa terpecah-belah. Dengan kata lain, setiap individu dalam lingkaran luas ini akan memperoleh manfaat dari hasil upaya jutaan orang. Amal shaleh yang tertulis di buku amal salah satu dari mereka, akan ditulis pula di buku amal lainnya. Oleh karena itu, seseorang yang mengabaikan imbalan universal dan terjebak dalam pertimbangan individu dapat hancur karena keegoisannya dan berkata, "Saya bisa melakukan sesuatu sendiri." Ini berarti dia akan kehilangan pahala yang sangat besar itu. Karena betapapun berbakat dan bertalentanya seseorang, ia seorang diri tidak akan bisa memberikan pelayanan yang bermanfaat dan langgeng bagi umat manusia di dunia dan juga tidak akan menerima pahala yang begitu besar di akhirat.

______ 

Tulisan merupakan catatan dari penjelasan Hojaefendi berkaitan tentang "Khidmah dan Dasar-dasarnya." 

Bandung, 22 Sep 2023

Komentar

Postingan Populer