Bunda...
Bunda,
aku tahu Hari Ibu yang resmi bukan hari ini, aku pun sadar di hari kemarin
setiap orang berlomba mengucapkan selamat Hari Ibu untuk para ibu-ibu, meski
mereka mengucapkan tanpa harus ibu mereka mendengar, meski mereka menuliskan
kata ucapan itu tanpa harus ibu mereka membaca.
Bunda,
semakin hari kusemakin besar dan dewasa, aku malu tatkala kumelihat wajahku
sendiri, apalagi ketika melihat rupamu di saat ini. Bunda sudah semakin tua dan
anakmu ini masih belum bisa apa-apa. Aku malu...
Bunda,
aku sayang bunda, sangat sayang... Tapi, aku ingin memohon sesuatu pada bunda,
permohonan ini tidak akan mengurangi rasa sayangku kepada bunda sedikit pun. Bunda,
aku hendak meminta izin pada bunda, tuk tidak mengucapkan “selamat Hari Ibu” ke
bunda. Boleh ya?
Bunda,
Dunia menyayangi bunda, sampai-sampai Dunia
menyisihkan satu hari dalam setahun agar setiap orang mengucapkan “Selamat Hari
Ibu”. Namun aku tidak mau seperti Dunia,
kuingin tiada ada hari yang berlalu tanpa ucapan “Aku sayang bunda...”
Bunda,
aku aneh ya? Entah ada berapa anak di Dunia ini yang sepertiku. Tapi bunda,
ucapan itu mungkin tidak akan bunda dengar dari mulutku di setiap harinya. Karena
ucapan itu kadang lebih sering aku ungkapkan dengan bahasa tubuh di setiap
hari.
Bunda,
tahu gak bahasa tubuhku bagaimana? Bunda, aku berjanji akan menjadi anak yang
akan membahagiakan bunda, sehingga setiap bagian dari tubuhku akan berusaha
keras, membanting tulang, tanpa menyerah dalam hal apapun.
Bunda,
kesungguhanku dalam segala hal dan setiap harinya adalah ibarat ucapan kasih
sayangku. Entah terima kasih yang bagaimana lagi yang bisa aku ucapkan, hanya
dengan ini mungkin aku bisa membalas semuanya.
Bunda,
aku tahu bunda tidak mengarapkan apa-apa dengan semua kasih sayang yang telah
bunda berikan. Bunda adalah kasih sayang yang utuh, tanpa cacat. Membalas semua
kasih sayang bunda adalah tidak mungkin. Karena tuk menyamakan timbangan kasih
sayang sangatlah sulit.
Bunda,
mungkin dengan semua kesungguhan ini, akan bisa membuat bunda berbahagia, aku
tahu bunda akan mengucapkan, “Tidak perlu sayang, tidak perlu kau mengerjakan
semua ini,” karena bunda tidak mengharap pamrih.
Bunda,
jaga kesehatan yah, tidak perlu lagi
bunda bersusah-susah lagi, sekarang kita gantian, biar aku saja yang bersusah
payah , iya aku tetap anak bunda yang kecil itu kok.
Bunda,
baktiku kepada bunda adalah baktiku kepada yang Kuasa, tanpa ridho bunda, aku
tidak mungkin mendapatkan ridho-Nya. Karena surga ada di telapak kaki bunda.
Kahramanmaras
Turki, 23 Des 2013
Komentar
Posting Komentar