Yaşatma İdealı Bukan Yaşama İdealı
Adalah bahasa Turki. Artinya, bukan “idealisme hidup”,
tapi “idealisme menghidupkan”. Berbuat dan mengerjakan sesuatu untuk kehidupan
orang lain, bukan kehidupan diri sendiri.
Bukan
sekedar hidup, tetapi menghidupi (menghidupkan).
Mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Mendahulukan
orang lain daripada diri sendiri.
“Pokoknya yang terbaik untukmu, aku sih sisanya saja
kalau ada.”
Seperti seorang kakek yang menanam bibit pohon,
meski ia tidak makan, yang penting anaknya bisa makan.
Seperti seorang ibu, meski ia lapar namun senang
ketika melihat anaknya kenyang. Tidak mungkin ibu kenyang ketika melihat
anaknya lapar.
İngat kata-kata terakhir Rasulullah (saw), “Ummatku..
ummatku...” Bukan, “Aku.. Aku..”
Sejarah selalu mencatat, mereka yang mementingkan
orang lain, selalu terkenang. İya, setiap orang akan mati, namun kebaikannya
akan selalu dikenang dan diceritakan.
Dalam bola misalnya, bukan idealis, “aku yang harus
memasukkan bola” akan tetapi, “Biarkan temanku yang memasukkan golnya.” Lalu bola
itu dioper menjadi sebuah passing yang indah, dan “GOL!” (Meski bukan pemain
bola dan penggemar bola, saya kira tidak salah komentar, hehe)
Kadang ada, bentuk manusia yang tidak begitu peduli
dengan orang lain. Dia hanya memeikirkan keuntungan pribadi. Bahkan melihat
orang seperti musuh, yang harus dihindari. Orang-orang seperti ini biasanya
berumur pendek, dan jadi bahan gosip, sumber dosa.
Kalau bukan karena perhatian orang lain kepada kita,
mana mungkin kita merasakan “cinta”. Meski bukan kepada kita perhatiannya,
tetap saja seakan kita juga kesetrum cinta kok.
Memang, kita bukan tumbuhan. Bunga misalnya, mesti
harus dirawat, disirami, dijaga orang lain. İya, sebenarnya bunga bisa hidup
sendiri, tapi tidak serapi saat dirawat manusia. Kita manusia, juga sama, lebih
rapi ketika kita bisa saling memperhatikan.
Entah, serasa lebih berharga dan bernilai ketika
kita mengerjakan sesuatu untuk orang lain. Kalau buat sendiri, haduh! Gak beda
jauh sama orang korupsi, egois.
Suatu ketika ada seorang teman, dia mengajakku
memakan sebuah kue. Lalu dia potong kuenya. Aku senang diajak begini, tapi
ketika melihat hasil pembagian kue, aku jadi malas. Potongan besar diambil
untuknya, sedangkan yang kecil buatku. Akhirnya, “Masbro, kalo ane jadi ente,
ane bakal ngambil bagian yang kecil, lalu yang gede ane kasih ke ente,” ucapku
menasehati.
“Gak
perlu repot-repot, kan ane dah kerjain tuh,” jawabnya sambil menunjuk kue. Serentak
kami tertawa. (Bukan cerita pribadi, hehe)
Sebenarnya, apalah artinya kita hidup kalau hanya
mementingkan diri sendiri? Orang-orang di sekitar kita bakal capek bersama
kita, gak tahan lama. Dunia yang sebesar ini, cuman terasa sendirian, tanpa
siapa-siapa.
Kadang ada manusia yang tampak memperhatikan orang
lain, tapi sebenarnya memikirkan diri sendiri. Mereka adalah orang-orang yang
mengharapkan balasan setelah mereka memberikan perhatian.
Lalu mereka akan berteriak, “Aku sudah berbuat ini
itu kepadanya” atau “Aku yang membuat ini itu” atau “Aku yang membuatnya
seperti ini itu”.
İdealisme “menghidupkan” bukan ini, harusnya tanpa
mengharap pamrih, tentunya ikhlas.
Sebenarnya, mereka yang berkata, “Saya ikhlas kok..”
sedang berkata sebaliknya, “Saya tidak ikhlas kok..”
Mereka yang ikhlas, akan menghapus dirinya dari
apa-apa yang ia lakukan kepada orang lain, tidak akan mengungkit-ungkit.
İya, tempat yang paling berbahaya adalah disini,
niat yang kotor. Niat adalah ruh untuk sebuah pekerjaan.
Kita perhatikan orang lain, kita hidupkan orang
lain, kita kerjakan untuk orang lain, dari awal niat harus sudah benar, tentang
balasan tenang saja, Allah tidak pernah lupa.
Sama saat kita berdoa, ketika kia berdoa untuk
sendiri tidak lebih makbul daripada untuk kepentingan bersama, atau orang lain.
Allah suka kepada orang yang cinta saudaranya muslim atau bukan muslim. Cinta itu
tidak ada batasnya, tidak sebatas saudara muslim saja, atau tidak sebatas orang
Indonesia saja, tetapi di atas dan untuk semua golongan, rahmatan lil alamin.
Coret-coret
malam. Kahramanmaras Turki, 16 Des 2013
Komentar
Posting Komentar