Orang Islam juga Bisa

Hari ini di jam ketiga materi kuliah “Sejarah Peradaban Islam”, sebagai selingan dosen kami membawa sebuah buku tebal dan besar bernama “Islam ve Bilim Tarihi”—Sejarah Kelimuan Islam. Setelah menjelaskan beberapa bab penting dari peradaban Islam, pak Dosen membuka buku tadi. Pak Dosen membuktikan bahwa dalam sejarah peradaban Islam ada banyak sekali jejak yang menjadi dasar keilmuan modern. Dalam halaman buku itu tertulis bagaimana sejarah Islam di bidang astronomi, geologi, kedokteran, dan lain sebagainya. Terlampir juga bentuk gambar-gambar hasil penelitian ilmuan muslim yang begitu menarik.

Tentu saja mataku dibuat terbelalak, sebegitu indah hasil-hasil penelitian ilmuan muslim. Aku tersadar, bahwa orang Islam tidak hanya sibuk beribadah di masjid saja. Sebenarnya sudah pernah aku membaca artikel tentang kehebatan ilmuan-ilmuan muslim. Namun tidak dalam bentuk satu buku seperti ini. Terasa lebih memotifasi, sepertinya kita harus membeli buku sejenisnya jika menemukannya di toko buku terdekat.


Umumnya orang Islam saat ini hanya dipandang sebagai seorang yang hanya taat beribadah di masjid-masjid saja. Berjubah, berjenggot, berpeci-surban, di tangannya tasbih dan Al-qur’an, tidak berurusan dengan urusan dunia. Pelajaran yang orang islam kuasai pun hanya Tafsir, Hadis, bahasa Arab, dan seterusnya. Artinya, kebanyakan orang memandang orang Islam mana bisa matematika, biologi, fisika, atau keilmuan lainnya. Semua ini adalah pemahaman yang salah. İslam tidak pernah membatasi kemampuan dan kekreatifan seseorang. İslam juga tidak akan pernah bisa lepas dari kehidupan seorang yang beragama Islam. Artinya, seorang muslim dalam hal apapun adalah muslim. İstilah sekuler yang berarti memisahkan agama dari hal lain adalah tidak benar. Status muslim tidak seperti status papan nama yang bisa dilepas kapan kita mau, dan dipasang kembali kapan kita perlu. Seseorang yang berstatus muslim akan selamanya muslim, kecuali dia telah keluar dari agama Islam, hafizanalllah.

Setelah pak Dosen menunjukkan karya-karya dahsyat ilmuan muslim tadi, serasa semangat untuk hidup kami pun tumbuh. Setiap orang lahir dengan kemampuan dan kreatifitas yang berbeda-beda. Selama apa yang seseorang gemari dan tekuni itu baik dalam pandangan Islam, Islam pun menganjurkan untuk menekuninya dengan sangat baik, bukan malah meninggalkannya. Aku pun mulai memikirkan keahlianku, kemampuanku, kreatifitas yang bakal mungkin aku bisa kembangkan. Ada pula pertanyaan, bisakah aku menjadi perwakilan salah satu ilmuan muslim di zaman modern ini? Yang jelas, optimisku saat itu begitu terasa. Kalau kamu?

Dalam keilmuan bidang apapun harusnya ada perwakilan Islam yang menekuni. Bahkan kalau perlu perwakilan itu menjadi orang nomer satu dalam bidang keilmuan itu. Ketika kita melihat para ulama Islam sebelumnya, kebanyakan mereka malah menguasai ilmu yang bertumpuk-tumpuk, artinya tidak hanya terpaut pada satu bidang saja, akan tetapi menyeluruh pada banyak bidang.

İya, orang Islam mempercayai bahwa kedatangan manusia ke dunia dengan tujuan ibadah. Namun bentuk ibadah ada banyak macam, tidak hanya yang berbentuk atau bertempat dalam masjid saja. Mempertahankan kemampuan, meningkatkan kreatifitas, atau menggali keahlian juga merupakan ibadah. Yaitu, ibadah kesyukuran kepada Allah atas limpahan rahmat dan karunia akan kemampuan dan kelebihan itu. Ketika kita sadar mempunyai kemampuan lebih pada satu hal, sangat mungkin sekali kita bisa memanfaatkanya untuk jalan dakwah dan fisabilillah.

İslam tidak membeda-bedakan satu sama lain. Semua orang Islam sama di mata Allah. Hanya ketakwaan yang Allah pandang berbeda. Artinya, semua pekerjaan yang kita miliki, seperti guru, pedagang, tukang, dll memiliki arti yang sama dalam arti kepentingan. Semuanya sama-sama penting, karena itu apapun pekerjaan kita yang halal dan sesuai dengan kemampuan dan minat harus kita kembangkan. Namun sebagai orang Islam, kita juga memiliki misi dakwah dalam segala hal, termasuk dalam pekerjaan kita.  Kita tidak pernah lupa akan itu. Kita juga memiliki misi “Amru bil ma’ruf nahyi ‘anil munkar”.

Di akhir waktu, sebelum pak Dosen keluar kelas, beliau menasehati, “Jika kalian ingin menjadi seorang yang seperti ilmuan besar Islam itu. Mulailah dari sekarang. Temukan kemampuanmu dan kejar. Jangan menunggu kamu lulus kuliah dulu, atau kerja dulu, atau menikah dulu. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai sebelum terlambat. Satu lagi, optimis!”


Ocehan malam. Kahramanmaras Turki, 19 Des 2013

Komentar

Postingan Populer