Ketika CINTA menguasai NAFSU
Aku
sudah lama mengenal cinta. Bahkan sudah sangat lama. Cinta itu datang seiring
kuberjalan bersamanya, hadir, dan menghiasi.
Namun
aku masih terlalu muda saat itu. Aku begitu merasa kokoh namun sebenarnya
rapuh. Aku tergesa-gesa, mengutarakan cinta, dan memainkannya.
Hari
ini aku sadar, bahwa cinta bukan suatu hal yang bisa dipermainkan. Cinta adalah
hal yang serius, karena cinta adalah masa depan.
Setelah
bertahun-tahun berlalu, hari ini aku sadar. Selama ini cintaku masih kotor,
bercampur dengan nafsu yang becek, seperti jalanan yang berlumpur.
Aku
tahu, aku selama ini kalah. Nafsu lebih menguasai cintaku, menjadikannya tidak
murni dan sempurna.
Cinta,
bukan nafsu semata. Cinta, iya di dalamnya ada nafsu. Tetapi, nafsu yang ada
dalam kuasa.
İya,
memahami cinta pun butuh proses, seperti proses menjadi seekor kupu-kupu. Semua
ada waktunya.
İya,
memang mata yang melahirkan cinta. Tapi bukan mata yang bulat ini. Akan tetapi,
mata yang ada di hati ini.
Mata
bulat melihat, namun seakan melihat dunia yang menipu. Mata hati melihat,
penglihatan, seperti akhirat yang menjanjikan surga.
Sama
halnya dengan kata-kata ini. Biasanya, kata terucap dari mulut, tapi mulut bisa
berdusta. Berbeda halnya dengan kata seorang penulis, ketika hatinya yang berkata,
bisa jadi itu kejujuran, silahkan percaya.
Maafkan
aku yang terlambat memahamimu, cinta. Sekarang, aku benar-benar merasakan
cinta. Doakan aku, agar kubisa menumbuhkanmu, lalu semakin cinta.
Kahramanmaras
Turki, 14 Des 2013
Komentar
Posting Komentar