Kabar Gembira Tuk Orang-orang Aneh


“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.”

Kata “gharib” mempunyai arti asing dan aneh. Dalam bahasa Turki ada dua kata “gurbet” dan “garip” yang biasanya dihubungkan dengan hadis ini. “Gurbet” berarti keanehan, keasingan, berpisah dengan tanah air. Sedangkan kata “garip” berarti asing, seseorang yang berpisah dari tanah kelahirannya, sendiri, sedikit atau jarang, tidak diketahui, dan juga berarti tertutup.


Ketika kita mengingat bagaimana sejarah awal mula kedatangan Islam, kita akan menyadari bahwa benar Islam datang dalam keadaan asing dan aneh. Pada saat-saat pertama datang, yang menerima Islam sangat sedikit. Pada tahun-tahun itu, oleh karena jumlah orang yang menerima Islam sangat sedikit, maka seakan-akan Islam adalah agama yang asing, seperti seorang manusia yang sendiri, tanpa siapa-siapa.  İya, seiring berjalannya waktu yang menerima Islam semakin bertambah dan bertambah, menyebar ke seluruh penjuru alam. Yang dahulunya seperti seseorang yang sendiri, tanpa siapa-siapa, sekarang keasingan itu seakan sudah pergi. Orang-orang pun heran dan tidak menyangka akan kecepatan perkembangan Islam. Orang musyrik yang dulu menganggap Islam aneh, malah merasa diri mereka sendiri yang aneh.

Dalam hadis di atas juga terdapat kabar ghaib yang disampaikan Rasulullah (saw) berkenaan bagaimana masa depan Islam. Sifat asing dan aneh seakan sebuah sifat yang khusus dimiliki Islam, sampai kapanpun. Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing. Di akhir hadis disampaikan maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu. İni adalah sebuah kabar gembira bagi orang-orang asing atau orang-orang aneh. Siapakah orang-orang aneh itu?

Abdullah bin Amr (ra) menjelaskan; suatu ketika kami sedang bersama Rasulullah (saw), beliau mengucapkan  “maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu”. Ketika beliau ditanya “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang terasing itu?”. Beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang shaleh. Mereka adalah sedikit dalam keramaian. Lebih banyak yang ingkar kepada mereka dari pada yang taat. (Musnad, I/398)

Ada banyak versi hadis yang menjelaskan tentang siapakah orang-orang terasing itu. Di antaranya;

1. Orang-orang terasing itu adalah orang-orang muhajir.

Rasulullah (saw) menjawab rasa penasaran para sahabat itu dengan berbeda dalam waktu yang berbeda-beda pula, keadaan yang tidak sama, dan tergantung pada kebutuhan sat itu. Namun dari jawaban-jawaban itu bukan malah tidak bersangkutan, tetapi saling melengkapi satu sama lain.

Ketika Rasulullah bersabda, “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” Lalu beliau ditanya, “Siapakah orang-orang terasing itu?”, beliau menjawab; “Mereka adalah orang-orang yang jauh dari kabilahnya.” (Ibnu Majah, Fitan 15) Maksud dari muhajir seperti mereka adalah orang-orang yang meninggalkan tanah air dan keluarga mereka, lalu berhijrah menuju kota lain untuk menghidupkan agama mereka. İya, para muhajir waktu itu juga seperti itu. Mereka tidak aman berada di tanah air (Mekkah) mereka, mendapatkan siksaan yang bertubi-tubi dari orang-orang musyrik. Lalu demi menghidupkan Islam mereka rela meninggalkan keluarga dan tanah air mereka (berhijrah). Ini adalah contoh di zaman Rasulullah (saw), jika pada saat ini mungkin ada keadaan yang sama, tetapi ada juga yang berbeda. Para pelajar dan dai pada umumnya meninggalkan tanah air dan keluarga demi menuntut ilmu dan menyebarkan Islam, meski perjalanan itu jauh sekali, bahkan berbeda negara sekalipun. Mereka terlihat sangat aneh, kok tega-teganya meninggalkan keluarga dan tanah air kesayangan. Namun niat mereka sangat mulia, menuntut dan mendalami ilmu yang lebih tinggi, menyebarkan agama Allah, tentunya untuk mendapatkan ridho Ilahi.

2. Orang-orang aneh itu adalah orang-orang yang menghidupkan sunnah dan yang berusaha memperbaiki masyarakatnya.

Sebuah hadis dari riwayat Abdurrahman bin Sannah, “...Ya Rasulullah, siapakah orang-orang terasing itu?” Beliau menjawab pertanyaan itu: “Mereka adalah orang-orang yang memperbaiki (mengislah) ketika para manusia telah menjadi rusak.” (Ahmad bin Hambal, Musnad, IV, 73-74)

Dalam riwayat Imam Tirmizi ada tambahan dengan menghidupkan sunnah;  “Setelahku, Alangkah bahagianya mereka orang-orang yang terasing itu, mereka yang akan memperbaiki sunnahku yang telah dirusak oleh para manusia.” (Tirmizi, Iman 13) Dalam riwayat lain, “Siapakah orang-orang terasing itu ya Rasulullah?” beliau menjawab, “Mereka adalah yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya.” (Ibn Qayyim al-jauziyyah, a.g.e, 185)

3. Orang-orang aneh itu adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa.

İya, Rasulullah juga menyebutkan bahwa orang-orang yang selalu dalam dirinya terdapat iman dan taqwa, kebaikan dan keindahan adalah orang-orang aneh yang khusus mendapatkan kabar gembira dunia akhirat, mereka berhak mendapatkan kabar itu. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Mutalib ibn Hantab; “Rasulullah (saw) bersabda, “Maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu?” Rasulullah ditanya, “Siapakah orang-orang itu?” beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang ketika orang lain mengerjakan sedikit mereka mengerjakan lebih banyak.” Yaitu, ketika datang suatu zaman dimana orang-orang lain meninggalkan kebaikan, iman dan taqwa, mereka malah berlomba untuk semakin banyak berbuat baik, beriman dan bertaqwa.

Ketika melihat sekeliling  kita, kadang kita merasa banyak sekali keanehan-keanehan. Bahkan sampai-sampai terlihat seakan sudah gila. İya, mereka yang memegang teguh iman dan takwa seakan terlihat aneh di zaman sekarang. Karena zaman ini, semuanya sudah dirusak oleh barat. Yang benar terlihat salah, sebaliknya yang salah terlihat benar. Ketika kita dikatakan aneh oleh orang lain, meski itu sahabat semuslim sendiri, berbahagialah. Orang-orang mukmin memang terlihat aneh, selalu berpenampilan berbeda, tidak ikut-ikutan, selalu berpegang teguh dengan sunnah Rasul, selalu berusaha untuk menghidupkan Islam meski harus hijrah, selalu memegang teguh iman dan takwa, selalu menebarkan kebaikan dimana pun.

Ketika ada yang mengatakan, “kamu sudah gila”, maka tersenyumlah. Karena kamu adalah termasuk orang-orang aneh, yang selalu ditertawai oleh penghuni dunia dan pencinta dunia, namun dicintai oleh para malaikat dan penghuni langit, dicintai oleh Rasulullah (saw), Dicinta oleh Allah Azza wa Jalla. Kamu adalah orang aneh yang mendapatkan kabar gembira ini. Berbahagialah!

Catatan ini terinspirasi dari majalah Yeni Umit, dengan judul Mujdeler Olsun Gariplere.
Kahramanmaras Turki, 7 Des 2013



  

Komentar

Postingan Populer